Jakarta, Pahami.id —
Calon presiden nomor 2 Prabu Subianto mengungkapkan alasan ketika memberikan usulan perdamaian untuk perang Rusia–Ukraina dalam Dialog Shangri-La pada Juni 2023.
Saat itu, ide Menhan RI mendapat kritik dari berbagai pihak, termasuk Ukraina.
Dalam wawancara khusus dengan media Amerika Serikat, Newsweek, awal Januari lalu, Prabowo mengaku mengusulkan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina karena beberapa alasan.
“Saya melakukan ini karena ingin menyuarakan keprihatinan dan penderitaan negara-negara berkembang,” kata Prabowo seperti dikutip Minggu Berita.
Ia kemudian berkata, “Saya melakukan ini karena saya ingin memperjelas bahwa kita juga, negara seperti Indonesia, tidak dapat diabaikan dalam diskusi yang berdampak pada masyarakat, perekonomian, dan masa depan mereka.”
Prabowo melanjutkan, negara-negara Selatan merasakan dampak perang Rusia-Ukraina dan lumpuhnya Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang tidak banyak mengambil tindakan.
Menurutnya, Indonesia dan negara-negara Selatan lainnya perlu memainkan peran yang lebih tegas dalam membentuk peristiwa geopolitik.
Menhan juga mengungkapkan alasan lain diajukannya proposal perdamaian pada Dialog Shangri La. Prabowo menilai tidak ada solusi militer yang terlihat dalam perang Rusia-Ukraina.
“Tidak ada solusi militer yang terlihat kecuali ada lebih banyak korban jiwa, lebih banyak penderitaan di Ukraina dan negara-negara Selatan,” katanya.
Namun, Prabowo yakin pihak-pihak yang berkonflik harus mencari solusi melalui perundingan.
Bentuk perdamaian yang dihasilkan, kata dia, tergantung pihak-pihak yang berkonflik.
Dia menyarankan agar pihak-pihak yang bertikai berhenti saling membunuh, tapi duduk dan berunding.
“Mereka perlu duduk dan berbicara demi kepentingan mereka sendiri dan kepentingan seluruh dunia,” kata Prabowo.
Dalam Dialog Shangri La, Singapura, 2023, beberapa usulan perdamaian disampaikan Prabowo terkait perang Rusia vs Ukraina. Beberapa usulan tersebut antara lain gencatan senjata, penarikan pasukan, dan referendum.
Ia juga menyarankan agar pasukan Ukraina dan Rusia mundur 15 kilometer dari titik gencatan senjata untuk menciptakan zona demiliterisasi.
Usulan ini mendapat tanggapan negatif dari pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov juga melihat proposal tersebut menguntungkan Rusia.
“Kedengarannya seperti proposal Rusia, bukan proposal Indonesia. Kita tidak membutuhkan mediator seperti ini yang datang kepada kita dengan rencana aneh ini,” kata Reznikov pada Juni 2023, dikutip AFP.
Perang Rusia-Ukraina masih berlangsung hingga kini sejak pemerintahan Vladimir Putin melancarkan invasi ke tetangganya pada Februari 2022.
Banyak usulan perdamaian yang diajukan oleh berbagai negara, namun sejauh ini belum ada kesepakatan.
(isa/rds)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);