Berita Polisi Bongkar Motif Pelaku Ledakan Cybertruck Tesla, Bukan Teroris

by


Jakarta, Pahami.id

Veteran AS yang meninggal karena bunuh diri di Tesla Cybertruck di luar hotel Trump di Las Vegas menderita gangguan stres pasca-trauma, tetapi tidak terkait dengan kelompok teroris, menurut penyelidikan awal oleh penyelidik.

Matthew Livelsberger, 37, anggota pasukan khusus elit AS, menembak dirinya sendiri pada Hari Tahun Baru di dalam kendaraan Tesla sewaan yang berisi kaleng minyak dan kembang api, menyebabkan mobil tersebut meledak.

Akibat kejadian tersebut, tujuh orang terluka di sekitar area valet berdinding kaca Trump International Hotel.


“Meskipun insiden ini lebih bersifat publik dan sensasional dibandingkan biasanya, pada akhirnya insiden ini tampak seperti bunuh diri tragis yang melibatkan seorang veteran perang yang sangat dihormati yang sedang berjuang melawan PTSD (trauma psikologis) dan masalah lainnya,” kata Agen Khusus FBI Spencer Evans dalam sebuah pernyataan pernyataannya pada Jumat (3/1).

Penyelidik mengatakan mereka masih memeriksa jejak Livelsberger, namun sejauh ini mereka telah menemukan dua pesan di teleponnya tentang “beban” yang merenggut nyawanya, dan masalah lainnya.

Evans mengatakan Livelsberger tidak menyimpan dendam terhadap Donald Trump, meskipun truk tersebut meledak di luar sebuah hotel yang sebagian dimiliki oleh bisnis keluarga Presiden terpilih AS tersebut.

Dia mengatakan penyelidik belum menemukan hubungan apa pun antara Livelsberger dan organisasi teroris lainnya, dan penyebab insiden tersebut dianggap karena masalah pribadi dan keluarga.

Tubuh Livelsberger terbakar hingga tak bisa dikenali lagi, namun Sheriff Las Vegas Kevin McMahill mengatakan pihak berwenang telah mengkonfirmasi melalui catatan gigi dan DNA bahwa dia memang orang yang meninggal di Cybertruck.

Evans mengatakan para penyelidik masih bekerja untuk menentukan rangkaian kejadian di Cybertruck, namun untuk saat ini tampaknya Livelsberger menembak dirinya sendiri hingga tewas dan kemudian memicu ledakan.

Penyelidik juga tidak menemukan hubungan antara ledakan tersebut dengan serangan maut di New Orleans yang juga terjadi pada 1 Januari.

Dalam sebuah serangan di New Orleans, seorang veteran militer AS yang setia kepada kelompok jihad ISIS menabrak kerumunan orang yang merayakan Tahun Baru dengan sebuah truk, menewaskan 14 orang. Pelaku kemudian ditembak mati oleh polisi.

(AFP/vws)