Jakarta, Pahami.id –
Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyampaikan belasungkawa kepada Indonesia dan Thailand pada akhirnya banjir Kehancuran melanda beberapa wilayah negara.
Takaichi menyampaikan belasungkawanya melalui postingan di media sosial pada Minggu (30/11).
“Saya turut berduka cita atas banyaknya korban jiwa akibat hujan lebat yang menimpa pemerintahan Thailand dan Republik Indonesia, saya menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarganya,” ujarnya.
Takaichi juga berharap para korban dan wilayah terdampak bencana dapat segera pulih.
Selain itu, PM menegaskan bahwa Jepang siap memberikan bantuan yang diperlukan di tengah bencana ini.
Berdasarkan perspektif kemanusiaan dan hubungan persahabatan dengan kedua negara, Jepang bermaksud memberikan dukungan yang diperlukan, kata Takaichi.
Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu juga menyampaikan pesan belasungkawa kepada Menteri Luar Negeri RI Sugiono atas terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di Pulau Sumatera.
“Saya ingin menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan menyampaikan simpati saya kepada keluarga mereka,” kata Toshimitsu, seperti dikutip dari situs resminya.
Kedutaan Besar Jepang di Indonesia juga menyampaikan kesedihan dan belasungkawa kepada para korban dan keluarga yang terkena dampak bencana tersebut.
Kedutaan Besar Jepang juga berdoa agar segala upaya pencarian korban, evakuasi, dan penanganan bencana dapat berjalan lancar.
“Dan juga berdoa agar sebanyak mungkin orang dapat segera ditemukan dan diselamatkan,” sambung mereka di akun Facebook Kedutaan Besar Jepang.
Duta Besar Jepang untuk Thailand Otaka Masato juga membenarkan hubungan erat dan kuat antara kedua negara.
Masato mengatakan Jepang mendukung Thailand di masa-masa sulit dan menyebut kedua negara sebagai “teman sejati.”
Sejak pekan lalu, banjir melanda beberapa wilayah di negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia dan Thailand. Bencana tersebut disebabkan oleh siklon tropis dan hujan lebat selama beberapa hari.
Indonesia mencatat jumlah korban meninggal sebanyak 457 orang, sedangkan Thailand sebanyak 170 orang.
(ISA/RDS)

