Jakarta, Pahami.id —
Presiden Iran Masoud Pezeshkian memperingatkan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump tentang potensi pecahnya perang antara Iran dan AS.
Dia mengeluarkan peringatan ini hanya beberapa hari sebelum pelantikan Trump pada 20 Januari.
“Saya berharap Trump akan membawa perdamaian ke kawasan dan dunia dan bukan sebaliknya, berkontribusi terhadap pertumpahan darah atau perang,” kata Pezeshkian dalam wawancara dengan NBC News, seperti dikutip AFP.
Hubungan Iran dan AS tidak pernah baik karena kedua negara sudah hampir 45 tahun tidak menjalin hubungan diplomatik. AS adalah sekutu utama Israel, sedangkan Israel adalah musuh bebuyutan Iran.
Sejak kampanyenya, Trump telah mengindikasikan bahwa Israel dapat menyerang fasilitas nuklir Iran jika Teheran berperilaku buruk. Sejak menjadi Presiden, Trump cukup keras terhadap Iran, salah satunya dengan memberikan sanksi ekonomi yang ketat terhadap Teheran.
“Kami akan menanggapi tindakan apa pun. Kami tidak takut perang, tapi kami tidak mengharapkannya,” kata Pezeshkian.
Pada Selasa (14/1), Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan negara-negara Eropa serius untuk melanjutkan perundingan program nuklir.
Pada tahun 2015, Iran dan beberapa kekuatan dunia seperti Perancis, Inggris dan Jerman mencapai kesepakatan yang meringankan sanksi internasional terhadap Teheran dengan imbalan Iran membatasi program nuklirnya.
Namun, di bawah kepemimpinan Trump, AS menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018. AS juga kembali menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran.
“Kami tidak mencoba membuat senjata atau senjata nuklir. Mereka menuduh kami mencoba membuat bom,” kata Pezeshkian.
Ketika ditanya oleh NBC News tentang kemungkinan Pezeshkian berbicara dengan Trump, Pezeshkian merasa skeptis. Ia merasa dirinya dan Trump tidak bisa berdialog jika salah satu pihak tidak bisa menepati janjinya.
(rds/rds)