Pemimpin Pasukan Quds Iran Esmail Qaani mengirimkan surat kepada komandan utama Brigade Al Qassam, HamasMuhammad Deif.
Dalam surat tersebut disebutkan bahwa Pasukan Quds Iran akan melakukan ‘apa saja’ untuk membantu Hamas melawan agresi Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Surat itu dikeluarkan sehari setelah pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei menekankan bahwa Teheran tidak akan melakukan intervensi langsung dalam perang di Gaza, namun akan terus memberikan dukungan politik dan moral untuk Hamas.
“Saudara-saudaramu di poros perlawanan, bersatulah denganmu dan tidak akan membiarkan musuh mencapai tujuan kotornya di Gaza dan Palestina,” kata Qaani seperti dikutip Al ArabiyaJumat (17/11).
Qaani sebelumnya juga meminta sekutu di poros oposisi untuk ikut berjuang. Poros Perlawanan adalah aliansi militer yang didukung Iran selama empat dekade terakhir, untuk melawan pasukan Israel dan AS di Timur Tengah.
Poros perlawanan ini didukung oleh Iran, termasuk Hamas, Hizbullah Lebanon, berbagai milisi di Irak dan Suriah, serta milisi Houthi di Yaman.
“Kami memegang teguh janji persaudaraan yang mempersatukan kami, dan kami menjamin Anda bahwa kami akan melakukan apa pun dalam pertempuran bersejarah ini,” lanjut Qaani.
Iran, sumber utama dukungan finansial dan militer bagi Hamas, memuji serangan Hamas pada 7 Oktober namun membantah terlibat dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan tersebut.
Sementara itu, Israel telah lama menuduh Iran memperburuk situasi di Timur Tengah dengan memasok senjata ke Hamas. Teheran juga menolak mengakui Israel dan menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai komponen fundamental kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam pada tahun 1979.
Eskalasi terbaru dalam konflik Israel-Palestina dimulai ketika militan Hamas menyeberang ke Israel dari perbatasan selatannya pada tanggal 7 Oktober.
Para pejabat Israel mengatakan serangan itu menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang. Lebih lanjut, Israel merespons serangan di Gaza yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 11.000 orang.
(khr/bac)
[Gambas:Video CNN]