Jakarta, Pahami.id —
Pemimpin Kehidupan Tahrir al-Sham (HTS) Abu Muhammad Al Julani membuka peluang untuk membubarkan kelompok tersebut jika tujuan HTS tercapai setelah menggulingkan rezim Presiden Bashar Al Assad.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki Suriah pasca tumbangnya rezim Assad yang berkuasa selama 24 tahun terakhir.
Dalam wawancara eksklusif dengan CNNal-Julani mengatakan HTS adalah faksi di Suriah seperti faksi lainnya di negara tersebut. Oleh karena itu, HTS dapat dibubarkan sewaktu-waktu jika tujuan kelompok telah tercapai.
“Sekarang kita berbicara tentang proyek yang lebih besar. Kita berbicara tentang pembangunan Suriah. Hayat Tahrir al-Sham hanyalah bagian dari dialog ini, dan dapat dibubarkan kapan saja. Ini bukanlah tujuan akhir,” kata al-Julani. .
Al-Julani mengatakan HTS merupakan cara faksi dan oposisi untuk menghadapi rezim al-Assad. Jika Presiden digulingkan, HTS “akan berubah menjadi pemerintahan, institusi, dan banyak lagi.”
Dalam kesempatan itu, al-Julani juga berbicara mengenai masa depan Suriah jika rezim al-Assad digulingkan.
Dia menekankan bahwa pemerintahan baru akan mencakup semua sekte di Suriah tanpa ada yang dikecualikan atau dihilangkan.
“Sekte-sekte ini telah hidup berdampingan di wilayah ini selama ratusan tahun, dan tidak ada seorang pun yang mempunyai hak untuk menghilangkannya. Harus ada kerangka hukum yang melindungi dan menjamin hak-hak setiap orang, bukan sistem yang hanya melayani satu sekte seperti sebuah rezim. al-Assad,” katanya.
Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan oleh kelompok milisi pada Minggu (8/12). Tentara yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham merebut ibu kota Damaskus dalam serangan kilat hingga al-Assad melarikan diri ke Rusia.
Penggulingan ini mengejutkan karena terjadi begitu cepat dalam waktu kurang dari dua minggu. Kelompok pejuang berhasil merebut wilayah yang diduduki rezim al-Assad selama kurang lebih 10 hari.
Upaya penggulingan ini sebenarnya sudah terjadi lebih dari satu dekade lalu. Suriah telah dilanda perang saudara selama 13 tahun setelah pemerintahan al-Assad.
Kini, pemerintahan Suriah akan dijabat sementara oleh mantan Perdana Menteri Mohammad Ghazi al-Jalali. Al-Jalali ditunjuk HTS untuk mengawasi kerja kementerian dan lembaga hingga pemerintahan baru menyelesaikan masa transisi.
(blq/rds)