Berita PDIP Terima Laporan Penderita HIV/AIDS Banyak Alami Diskriminasi

by
Berita PDIP Terima Laporan Penderita HIV/AIDS Banyak Alami Diskriminasi


Jakarta, Pahami.id

Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Pechahan PDIPCharles Honoris mengungkapkan keprihatinannya terhadap pasien HIV/AIDS yang seringkali dikutuk secara negatif di masyarakat.

Charles, penanggung jawab urusan kesehatan di DPR, mengaku kerap mendapat laporan tentang sulitnya bertahan dari virus mematikan tersebut. Menurutnya, masih tidak mudah bagi penderita HIV/AIDS untuk tinggal di Indonesia.

“Saya sangat sadar bahwa teman-teman saya saat ini yang mengidap HIV positif tidak memiliki kehidupan yang mudah di negeri ini.


Padahal menurutnya pelayanan kesehatan adalah milik semua orang. Oleh karena itu, pemerintah dan petugas kesehatan tidak boleh melakukan tindakan diskriminatif.

Pelayanan kesehatan adalah hak seluruh warga negara dan tentunya tidak ada diskriminasi sama sekali, ujarnya.

Ketua DPP PDIP Bidang Kesehatan Ribka Tjiptaning menilai tindakan diskriminatif terhadap korban HIV/AIDS tidak bisa dibenarkan. Sebab, menurutnya, tidak ada seorang pun yang berkeinginan untuk menderita penyakit tersebut.

“Tidak ada ingin Sakit, semuanya ingin Sehat. “Setiap orang mempunyai hak yang sama atas kesehatan, itu yang patut kita tekankan,” ujarnya.

Rebekah mengatakan, pihaknya akan terus mendorong pengidap HIV/AIDS untuk mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah. Ia pun mengaku khawatir karena kerap kesulitan mendapatkan obat dari rumah sakit.

Kadang-kadang mereka hanya membeli obat dan mengalami diskriminasi, misalnya dari jam 5.00 pagi mereka pulang ke rumah jam 4.00 sore, kadang mereka membawa bekal terlebih dahulu, ”ujarnya.

Lalu bagi yang belum punya BPJ, kita usahakan BPJ karena pengobatannya seumur hidup, harus terus berobat. Ya mahal juga, jenis obatnya sama, tambah Rebekah.

PDIP memperingati Hari HIV/AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember. Acara tersebut digelar dengan mengundang ratusan penderita se-Jabodetabek untuk menggelar rekreasi di Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta.

(thr/dal)