Jakarta, Pahami.id –
Bupati Bandung Dadan Supratna menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan permasalahan banjir yang masih melanda beberapa wilayah, termasuk kawasan Sapan Tegalluar, Kecamatan Bojongssoang.
Setelah berhasil meredam intensitas banjir di Cidawolong Majalaya, Solokanjeruk dan Rancaekek, serta membentuk panitia Pentahelix untuk menangani banjir Dayeuhkolot, kali ini bupati kembali mendorong kerja sama lintas sektor.
Keseriusan dan komitmen Bupati yang biasa disapa Kang DS itu dibuktikan dengan menggelar kegiatan sosialisasi penanganan banjir di kawasan Sapan Tegalluar dengan metode Pentahelix di kantor desa Tegalluar, Kamis (27/11).
Dalam sosialisasi tersebut turut hadir Kepala Dinas PUTR, Perkimtam, DLH, Camat Bojongsoang, DPMTSP, Kepala Desa Tegalluar, perwakilan perusahaan dan tamu undangan lainnya.
“Hari ini kami mengumpulkan para pengusaha dan berbagai pemangku kepentingan di kawasan Tegalluar. Kami ingin bersinergi menyelesaikan banjir yang sering melanda kawasan Sapan Tegalluar,” ujar Kang DS usai kegiatan sosialisasi Pentahelix.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini mengaku sengaja mengundang seluruh pengusaha di kawasan Kota Tegalluar karena menurutnya penyelesaian banjir Sapan Tegalluar tidak akan selesai tanpa adanya kerja sama dengan para pengusaha.
Ia mengatakan pengusaha harus dilibatkan dalam penyelesaian banjir Tegalluar. Sebab, satu-satunya cara untuk mengatasi banjir Tegalluar adalah dengan membangun waduk, map atau danau untuk menampung air hujan dan banjir.
“Pada dasarnya pemilik tanah sudah menyetujui dan siap, tinggal menindaklanjuti secara teknis apakah itu membuat surat pernyataan atau hibah dan segala macamnya agar aman,” jelas Kang DS.
Bupati mengaku sangat bersyukur karena ada beberapa perusahaan yang bersedia menyumbangkan lahan untuk pelebaran parit dan pembuatan map untuk menampung air banjir.
“Dan alhamdulillah ada beberapa perusahaan yang siap,” kata Bupati.
Dalam upaya mengurangi risiko banjir, Pemerintah Kabupaten Bandung memulai program pelebaran Solokan, terutama di titik-titik kritis. Rencana pelebaran saluran ditargetkan mencapai 2 hingga 3 meter, menyesuaikan debit air dan persyaratan teknis.
Kang DS juga mengungkapkan, normalisasi beberapa sungai dan saluran irigasi sedang dipersiapkan, termasuk Sungai Cipangkolan Lama dan sejumlah Sungai Solokan yang kondisinya dangkal.
“Banyak parit yang hampir sama dengan sawah, semua akan kita perbaiki secara bertahap,” ujarnya.
Bupati Bedas saat itu menjelaskan, kawasan Kota Baru Tegalluar yang luasnya sekitar 3.500 hektar ini memiliki aturan ketat mengenai kewajiban pengusaha dalam menyediakan ruang terbuka, khususnya untuk map, danau waduk, dan kawasan pengaman banjir.
Dijelaskannya, dalam peraturan daerah, khususnya Pasal 63 ayat 3, jelas bahwa setiap pemohon izin wajib menyumbangkan 10 persen lahan yang diusulkan untuk kebutuhan penanganan banjir. Ini adalah aturan yang harus diikuti.
“Jadi izinnya jangan sampai keluar, tapi lupakan kewajibannya, jangan sampai dipaksakan oleh pemerintah, tapi saya berharap ada kesadaran dari seluruh pengusaha di wilayah Tegalluar, tanpa diminta pun bisa memberikan kewajiban tersebut,” tegasnya.
Guna mempercepat realisasi program penanggulangan banjir, Pemkab Bandung telah menyiapkan skema pendanaan dari empat sumber yaitu dari APBD Kabupaten Bandung, BBWS, APBD daerah dan dari sumber Pentahelix. Artinya partisipasi masyarakat dan pelaku usaha di kawasan Tegalluar.
Bupati Bandung kembali mengajak seluruh pengusaha di wilayah Tegalluar untuk menunjukkan komitmen dan kesadaran tanpa harus menunggu tindakan tegas.
“Ini bukan soal paksaan, ini kewajiban yang sudah diatur dalam peraturan daerah, jangan sampai izin usahanya dijalankan, tapi kewajiban itu dilupakan.
(ori/ori)

