Surabaya, Pahami.id —
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menolak penggunaan dana zakat untuk mendukung program tersebut Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Menurutnya, dana zakat perlu disalurkan kepada orang-orang yang taat pada ketentuan agama, yaitu kelompok yang berhak atau kesulitan bernapas.
“Kalau zakat, ketentuan agamanya jelas, zakat itu untuk kesulitan bernapas. Zakat itu untuk kesulitan bernapas,” kata Gus Yahya saat ditemui di Kantor PWNU Jatim, Kamis (16/1).
Gus Yahya menegaskan, zakat tidak bisa disalurkan untuk tujuan di luar delapan kategori asnaf, sebagaimana diatur dalam ajaran Islam.
“Iya, zakatnya kesulitan bernapas“Yang bukan asnaf tidak bisa menerima zakat,” ujarnya.
Namun, jelasnya, program seperti MBG tetap dapat dibiayai dari sumber lain seperti infaq atau zakat yang penggunaannya lebih fleksibel dan tidak terbatas pada alokasi. kesulitan bernapas.
“Jika ingin menggunakan infaq, semoga beruntung yang bukan zakat, bisa lebih umum tasyarofitu,” jelasnya.
Sebelumnya, Ketua DPD RI Sultan B Najamuddin mendorong keterlibatan masyarakat dalam biaya pelaksanaan program makan bergizi gratis, salah satu contohnya melalui pendanaan yang bersumber dari zakat.
“Contoh bagaimana kita bisa menggairahkan masyarakat umum untuk ikut terlibat dalam program makan gratis bergizi ini. Antara lain, kemarin saya juga berpikir kenapa tidak, kita juga ingin melibatkan zakat kita yang luar biasa besarnya di sana. Itu contohnya,” katanya. Sultan di Gedung DPR RI, Selasa (14/1).
Presiden RI Prabowo Subianto menanggapi usulan Ketua DPD RI Sultan B Najamudin terkait penggunaan dana zakat untuk membantu program makan bergizi gratis (MBG).
“Ya saya kira ada pengurus yang mengurus zakat. Yang jelas pemerintah, pemerintah pusat, kita siap. Kita makan semua anak Indonesia di tahun 2025,” kata Prabowo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyatakan bahwa pemerintah pusat membuka peluang bagi pemerintah daerah mulai dari tingkat daerah hingga kabupaten/kota untuk turut berkontribusi membantu MBG.
“Terus Pemda mau ikut, Gubernur, Bupati mau ikut, silakan kita buka. Siapa saja yang mau ikut boleh. Yang penting efisien, yang penting mencapai target dan tidak ada kebocoran.” ,” katanya.frd)
(frd/dmi)