Jakarta, Pahami.id —
Sejumlah pengamat menyatakan hubungan Indonesia dengan negara lain… Prabu Subianto menjadi presiden.
Pengamat politik dari Murdoch University di Australia, Ian Wilson, memperkirakan tidak akan ada perubahan besar dalam kebijakan luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo.
“Bisa dibayangkan secara umum beliau akan melanjutkan pendekatan non-blok Indonesia terhadap kawasan,” kata Ian kepada Al Jazeera, Rabu.
Prabowo, kata dia, menyatakan arah politik luar negerinya dengan mengatakan ingin berteman dengan semua orang.
Mantan jenderal tersebut tidak ingin memihak dalam ketegangan apa pun di kawasan.
“Dalam arti yang lebih luas, Anda akan melihat kelanjutan dari norma-norma kebijakan luar negeri Indonesia.”
Saat kampanye, Prabowo menyuarakan kebijakan keberlanjutan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) jika nantinya terpilih menjadi presiden.
Prabowo bahkan menyebut koalisinya sama dengan kabinet Jokowi, yakni Gabungan Indonesia Maju.
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, punya penilaian serupa.
Yon menilai jika akhirnya Prabowo menjadi presiden, maka politik luar negeri Indonesia akan tetap sama, yakni kebebasan beraktivitas.
“Dalam hal ini, Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran tetap menjaga keseimbangan, tidak berpihak pada Amerika atau China,” ujarnya.
Selama masa kampanye, calon presiden kerap ditanyai mengenai posisi Indonesia terkait persaingan Tiongkok dan Amerika Serikat di Indo-Pasifik.
Prabowo memuji Amerika Serikat dan China saat menghadiri forum Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada November lalu.
Ia mengatakan, peran historis AS adalah menekan Belanda agar mengakui kedaulatan Indonesia pada tahun 1940-an. Prabowo juga menyinggung peran penting Tiongkok bagi Asia Tenggara.
Di sisi lain, AS dan Tiongkok sedang berebut pengaruh di kawasan Indo-Pasifik. Associated Press menulis bahwa Indonesia adalah medan pertempuran ekonomi dan politik yang penting di kawasan.
Berbeda dengan kedua analis tersebut, pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, menilai Prabowo berpotensi meningkatkan daya saing, sehingga Indonesia “menjadi kekuatan regional yang layak”.
“Prabowo juga berpotensi menjadikan Indonesia sebagai kekuatan penyeimbang dalam persaingan global AS-China, dengan melibatkan dukungan psikologis ASEAN, OKI, dan GNB,” kata Rezasyah.
(isa/bac)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);