Daftar isi
Jakarta, Pahami.id —
Surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal InternasionalICC) menuju PM Israel Benyamin Netanyahu masih menjadi fokus berita internasional.
Agresi brutal Israel terhadap Jalur Gaza, Palestina, dan Lebanon juga masih memprihatinkan. Berikut sekilas berita internasional pada Kamis (28/11):
Ditambah lagi daftar negara yang menolak membantu ICC menangkap Netanyahu
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoava Gallant, pada Rabu (20/11).
Arahan ini dikeluarkan menyusul agresi brutal Israel di Gaza yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 44 ribu warga Palestina di Gaza, terutama perempuan dan anak-anak.
Perintah penangkapan PM Netanyahu harus dipatuhi oleh 124 negara dunia yang tergabung dalam ICC. Dengan kata lain, negara-negara tersebut wajib menangkap Netanyahu untuk diserahkan ke ICC.
Israel: Kita Bisa Hilangkan Separuh Penduduk Gaza dalam 2 Tahun
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan negaranya akan mengurangi separuh populasi Jalur Gaza, Palestina, dalam waktu dua tahun.
Dalam pernyataannya pada pertemuan Dewan Yesha pada Rabu (27/11), Smotrich berjanji akan mengurangi separuh populasi di Jalur Gaza demi kepentingan warga Israel. Smotrich mengatakan hal tersebut ketika invasi brutal Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 44 ribu warga Palestina di wilayah tersebut, terutama anak-anak dan perempuan.
Dia mengulangi seruannya bahwa Israel “dapat dan harus menduduki Jalur Gaza.”
“Kita tidak perlu takut dengan kata ini (pendudukan). Ini bisa menciptakan situasi di mana populasi Gaza akan berkurang setengahnya dalam waktu dua tahun,” ujarnya, seperti dikutip Mata Timur Tengah (MEE).
Masuk ke Kabinet Trump, Elon Musk jelaskan siapa yang akan dipecatnya
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, membeberkan daftar nama pegawai negeri (PNS) Amerika Serikat yang akan ia pecat saat resmi menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan di kabinet Presiden Donald Trump.
Musk pekan lalu mengunggah ulang dua postingan di X yang mengungkapkan nama dan identitas pejabat publik lainnya yang memegang posisi terkait iklim.
Akun pegawai pemerintah tersebut langsung menjadi sasaran serangan netizen, dengan satu dari empat pegawai menghapus akun media sosialnya.
(tim/rd)