Berita Nama Dedi Mulyadi Ramai-ramai Disorot Media Asing Gara-gara Vasektomi

by


Jakarta, Pahami.id

Nama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Orang -orang telah diperkenalkan oleh media asing dalam beberapa hari terakhir. Karena jalan, wacana membutuhkan Vasektomi untuk penerima bantuan sosial (Bantuan sosial).

Wacana ini diluncurkan setelah pernyataan Dedi pada akhir April. Pada saat itu, Dedi dikatakan mengusulkan persyaratan vasektomi untuk suami sebagai kondisi keluarga penerima Bansos.

“Jangan beban reproduksi hanya untuk wanita. Wanita tidak menanggung beban reproduksi. Pasti pria,” kata Dedi di Bandung, Senin (28/4), mengambil Di antara.


Sejak itu, wacana terus bergulir, percakapan dari waktu ke waktu. Wacana itu juga memicu debat.

Tidak hanya di Indonesia, nama Dedi Mulyadi juga disorot oleh media asing yang terkait dengan wacana. Saluran Berita Asia Dalam laporannya berjudul “Inovatif Od Dangerous? Para pemimpin lokal Indonesia mengangkat alis mereka dengan vasektomi untuk bantuan dan skema lain” menyoroti berbagai kebijakan kontroversial Dedi Mulyadi. Sebut saja untuk mengirim anak -anak yang buruk ke bar militer ke wacana vasektomi untuk penerima bantuan sosial.

“Rencananya [vasektomi syarat penerima bansos] Dia menuai berbagai reaksi dari komunitas, para pemimpin Muslim, dan menteri. Beberapa menyebutkan diskriminasi, sementara yang lain mengatakan itu adalah pelanggaran otonom seseorang, “tulis Bagus.

Bagus Ini juga menyoroti beberapa pemimpin regional di Indonesia yang telah menciptakan kebijakan baru dalam 100 hari pertama jabatan. Termasuk masalah gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang berencana untuk mendedikasikan sebuah pulau di seribu pulau yang berspesialisasi untuk kucing.

“Masalahnya [membuat kebijakan kontroversial] Karena mereka ingin meyakinkan orang bahwa mereka dapat dan meningkatkan popularitas mereka, terutama jika mereka ingin mencalonkan lagi pada tahun 2029, “menulis Bagus.

Sorotan yang sama juga ditulis oleh Telegrap. Media Inggris menyoroti wacana vasektomi untuk penerima bantuan sosial.

“Kebijakan ini telah memicu perdebatan intens di Indonesia, negara mayoritas Muslim di Asia Tenggara,” tulis Telegrap.

Telegrap Ini juga menyoroti kritik bahwa kebutuhan vasektomi dapat melanggar hak asasi manusia (HAM).

Nama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sibuk disorot oleh media asing. (Tangkapan layar jabarprov.go.id web)

Ada juga laporan dari Pagi Tiongkok Selatan Pos berjudul Rencana Vasektomi “Rencana Vasektomi” Indonesia ‘Indonesia’ memicu perdebatan tentang kemiskinan, ‘politik tubuh “. SCMP menulis, proposal tentang persyaratan vasektomi untuk penerima bantuan sosial sebagai diskriminasi.

“Banyak pemimpin agama, aktivis hak asasi manusia, dan akademisi telah mengutuknya sebagai paksaan yang menargetkan orang miskin, melanggar ajaran Islam, dan mencerminkan pandangan yang mengganggu kemiskinan sebagai kegagalan pribadi,” tulis SCMP.

Namun, akhir -akhir ini Dedi juga membantah adanya kebijakan yang membutuhkan vasektomi untuk penerima bantuan sosial.

“Tidak ada kebijakan vasektomi, tidak ada, tidak ada kebijakan, yang tidak dapat dilihat di media sosial saya,” kata Dedi di kantor Kementerian Hak Asasi Manusia, Jakarta, Kamis (8/5).

Dari sini, ia mengakui bahwa ia hanya menyarankan agar penerima bantuan sosial memiliki banyak anak untuk berpartisipasi dalam Program Keluarga Berencana (KB), bukan hanya vasektomi.

“Bantuan penerima [sosial] yang anak -anaknya berlimpah, semoga [ikut] Rencana keluarga. Jika Anda bisa melakukan pria, dan bukan hanya vasektomi. Benarsisanya. Ada keamanan (kondom), “kata Dedi.

(ASR/ASR)