Jakarta, Pahami.id —
Jepang menjadi perbincangan publik usai Timnas Jepang mengalahkan Indonesia 3-1 di Piala Asia 2023 (2024) pada Rabu (24/1) malam WIB.
Tim Garuda mengaku berusaha semaksimal mungkin pada pertandingan tersebut karena Jepang bukanlah lawan yang mudah.
Selain pertandingan tersebut, Jepang mempunyai ambisi untuk menguasai Asia pada tahun 1930-an-1940-an. Harapan itu menjadi kenyataan.
Jepang menyerang beberapa negara di Asia seperti Korea, China dan Indonesia.
Mengapa Jepang mampu mendominasi Asia?
Faktor ekonomi nampaknya memegang peranan penting dalam ekspansi Jepang di Asia Timur, proteksionisme perdagangan, dan sanksi AS juga mendorong mereka mengambil tindakan tersebut.
Politik dalam negeri, ideologi, dan rasisme juga berperan.
Kekuasaan Jepang di Asia dapat ditelusuri setelah Restorasi Meiji.
Menurut situs Pacific Atrocities Education, Restorasi Meiji menandai pembebasan Jepang dari cengkeraman Barat pada masa pemerintahan Shogun. Sejak itu, Jepang mengalami kampanye modernisasi dan westernisasi.
Dalam beberapa dekade, Jepang mengalami modernisasi dan menjadi negara terkuat di Asia Timur.
Setelah itu, Jepang memutuskan untuk meniru kekuatan barat yang menjajah atau menaklukkan sebagian besar negara non-Barat pada abad ke-18 hingga ke-19. Dengan kata lain, Jepang menjadi kekuatan imperial di Asia Timur.
Mereka mencaplok Formosa (Taiwan) pada tahun 1895, Korea pada tahun 1910, serta Kepulauan Caroline dan Mariana setelah Perang Dunia I.
Jepang pun memutuskan untuk menyerang Tiongkok. Namun wilayah ini tidak mudah untuk ditaklukkan.
Tentara Negara Sakura bahkan mengalami kemunduran di Tiongkok pada tahun 1939 karena kegagalan logistik dan operasi yang buruk.
Mereka hanya punya karet dan timah. Cadangan minyak pun hanya bertahan hingga enam bulan ke depan.
Kenyataan ini menyebabkan faksi “Serangan Selatan” (Nanshin-ron) yang menargetkan Asia Tenggara bergema.
Pihak pendukung Nanshin-ron berusaha merebut wilayah jajahan Eropa dan Amerika di Asia Tenggara yaitu Hindia Belanda, Malaysia, Burma, Indochina Perancis, Filipina, dan cadangan bahan bakunya.
Bahan baku tersebut antara lain karet, timah, kobalt, tungsten, minyak dan bahan makanan.
Setelah jatuhnya Perancis pada bulan Juni 1940, Jepang memperoleh hak atas pangkalan angkatan laut dan udara di Indochina Perancis dari pemerintah Perancis Vichy.
Akuisisi Indochina Perancis memungkinkan Jepang mempunyai basis operasi untuk menyerang Hindia Belanda, Malaysia, Thailand. Selain itu, Indochina juga menjadi tempat penyimpanan beras dalam jumlah besar untuk diekspor ke Jepang.
Pada saat yang sama, banyak negara yang ingin melindungi hak-hak ekonomi khusus mereka di wilayah jajahan dan wilayah pengaruh.
Namun, beberapa negara berusaha untuk menopang perekonomian mereka yang lesu melalui tarif tinggi, dumping, dan manipulasi perdagangan lainnya.
Jepang mencoba meniru pola ini. Mereka menggunakan praktik perdagangan yang kejam untuk menjual tekstil dan barang industri ringan lainnya di pasar Asia Timur dan AS, sehingga merugikan produsen Inggris dan Eropa.
Jepang juga mengembangkan sumber daya bahan mentah dan industri berat di koloni yang mereka dirikan di Korea, Taiwan, dan Manchuria.
(membaca)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);