Jakarta, Pahami.id —
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan ada tiga opsi yang dikembangkan terkait wacana di masa liburan sekolah saat ini. Ramadan. Namun Mu’ti menegaskan, pemerintah belum mengambil keputusan apa pun terkait hal tersebut.
“Kalau saya gabung di komunitas, ada tiga opsi saya mau gabung di komunitas, ya ini belum diputuskan,” kata Mu’ti di Kantor Kemenko PMK Jakarta, Senin (13/10). 1).
Opsi pertama, kata Mu’ti, adalah libur Ramadhan selama sebulan. Mahasiswa tetap mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan di masyarakat.
Kedua, pembicaraan tentang liburan sekolah di awal dan menjelang akhir Ramadhan. Misalnya tiga hari di awal Ramadhan dan kemudian hari libur lainnya sebelum Idul Fitri hingga hari raya tersebut.
Nanti biasanya menjelang Idul Fitri juga ada hari libur, bisa dua atau tiga hari sebelum libur Idul Fitri hingga berakhirnya rangkaian mudik. Itu yang terjadi sekarang, ujarnya.
Sedangkan opsi ketiga adalah memasuki bulan Ramadhan secara penuh seperti yang sedang berlangsung saat ini. Mu’ti menegaskan, seluruh usulan sudah diakomodasi pemerintah.
“Pada dasarnya semua itu adalah usulan-usulan yang ada di masyarakat, yang tentunya kita pantau sebagai bagian dari aspirasi masyarakat,” kata Mu’ti.
Terpisah, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan pemerintah tidak membahas gagasan libur sekolah selama sebulan selama Ramadhan.
Wacana libur sekolah sebulan awalnya muncul dari Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar pada Desember 2024.
Saya belum membahasnya. Saya baru bertemu dengan Mendikbud siang tadi, kata Pratikno dalam rekaman yang diterima Humas Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Senin.
Wacana liburan sekolah sebulan penuh di bulan Ramadhan mendapat pro dan kontra dari masyarakat.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menilai pemerintah perlu memikirkan model yang jelas terkait libur Ramadhan selama sebulan.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mendukungnya. Meski demikian, menurutnya, bukan berarti anak-anak tidak akan belajar jika sekolah diliburkan.
Selain itu, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) juga tidak sependapat dengan pembicaraan mengenai libur sekolah selama sebulan di bulan Ramadhan.
Menurut Ketua PKB, libur sekolah selama 40 hari terlalu lama. Cak Imin pun meyakini, puasa Ramadhan bukanlah halangan untuk beraktivitas seperti hari-hari biasa.
“Saya kira tidak perlu. Karena konsep libur Ramadhan masih belum jelas. Enggak perlu (liburan), jalan terus saja, puasa tidak menghentikan semua (aktivitas),” kata Muhaimin Iskandar di Jakarta , Sabtu (11/1), dikutip dari di antara.
(rzr/tsa)