Kekuatan Arab Saudi dilaporkan menahan sejumlah jamaah yang mengenakan jilbab atau penutup kepala tradisional keffiyeh Palestina ketika masuk Mekah.
Aktris sekaligus presenter asal Inggris, Islah Abdur-Rahman menuturkan, dirinya ditahan petugas keamanan di Masjidil Haram karena mengenakan keffiyeh, selendang yang menjadi simbol perlawanan Palestina. Saat itu dia sedang menunaikan umrah di Mekah pada akhir Oktober lalu.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Saya dihentikan oleh empat tentara karena mengenakan keffiyeh putih di kepala saya dan rosario berwarna Palestina di pergelangan tangan saya,” kata Abdur-Rahman. Mata Timur TengahKamis (16/11).
“Saya diantar ke luar lokasi di mana mereka menahan orang-orang karena kemungkinan kejahatan atau pelanggaran. Begitu saya ditahan, ada petugas lain yang menginterogasi saya dan menanyakan kewarganegaraan saya, mengapa saya ada di sini, dari mana saya berasal, berapa lama. Saya pernah ke sini,” lanjutnya.
Tentara, kata Abdur-Rahman, memintanya memperagakan cara memakai keffiyeh sambil mendiskusikan nasibnya, lalu mengambil visanya.
“Jelas syal itu yang menjadi alasan saya ditangkap,” ujarnya.
Menurut Abdur-Rahman, petugas tersebut berbicara dalam bahasa Arab dan berulang kali mengucapkan “keffiyeh Palestina” sambil melihat syalnya.
Ketika dia akhirnya dibebaskan, seorang petugas mendekatinya dan mengambil keffiyehnya, sambil mengatakan bahwa kainnya “tidak bagus”.
“Ini tidak bagus, Israel-Palestina tidak bagus, jadi jangan dipakai, tidak bisa,” ujarnya menirukan pejabat tersebut.
Abdur-Rahman tak menyangka perjalanannya menjalankan kewajiban agama justru berakhir di rumah tahanan. Ia mengaku sangat terkejut dengan hal tersebut.
Pria tersebut mengaku awalnya takut karena berada di negara asing dan tidak berhak berbuat apa pun. Namun perasaan itu berubah menjadi “sakit hati” karena akhirnya ia mengalami diskriminasi yang dirasakan oleh warga Palestina sendiri.
“Ketakutan saya berubah menjadi patah hati. Rasa sakit ini semakin parah ketika saya menyadari bahwa ini hanyalah sebagian kecil dari apa yang dialami orang-orang Palestina selama ini,” ujarnya.
Selain itu, ia juga merasa kesal karena penangkapan yang dialaminya terjadi di sebuah tempat ibadah.
“Hal ini membuat saya menyadari bagaimana warga Palestina di Gaza dan di negara mereka diperlakukan oleh pemerintah Israel, dan pelecehan yang mereka terima hanya karena menjadi warga Palestina. Hal ini memperluas empati saya lebih jauh dari sebelumnya,” kata Abdur-Rahman.
[Gambas:Video CNN]
Setelah mengalaminya, Abdur-Rahman memutuskan untuk membagikan kisahnya di media sosial. Bukan bermaksud menjelek-jelekkan Mekkah, namun ia ingin menyampaikan kepada masyarakat bagaimana perlakuan terhadap rakyat Palestina selama ini.
Namun unggahannya dihujani komentar pedas dari warga Saudi. Banyak pihak yang mengatakan bahwa bendera atau simbol tidak boleh dibawa ke dalam tempat ibadah.
Lanjutkan ke berikutnya…