Jakarta, Pahami.id —
Jumlah kematian yang terkena dampak gempa bumi dahsyat yang mengguncang wilayah perbatasan Tibet, Cina pada Selasa (7/1) bertambah menjadi 95 orang.
Menurut laporan CCTV dari televisi pemerintah Tiongkok, puluhan orang tewas dan lebih dari 130 orang terluka.
Pusat gempa berada sekitar 80 kilometer sebelah utara Gunung Everest. Getaran gempa juga mengguncang bangunan di negara tetangga China yakni Nepal, Bhutan, dan India.
Rekaman video yang beredar memperlihatkan tim penyelamat berusaha mencari korban yang mungkin masih terjebak di reruntuhan bangunan.
Salah satu warga Tingri Tibet mengatakan, situasi di wilayah tempat tinggalnya rusak parah hingga memakan banyak korban jiwa.
“Di sini rumah-rumahnya terbuat dari tanah, sehingga saat terjadi gempa banyak rumah yang roboh,” kata warga Sangji Dangzhi, dikutip AFP.
Berdasarkan laporan pemerintah, gempa kuat tersebut juga merusak lebih dari 1.000 rumah warga. Saat ini lebih dari 3.400 tim penyelamat dan 340 pekerja medis telah dikerahkan.
Selain itu, bantuan berupa tenda, selimut, dan peralatan pendingin telah dikirimkan oleh pemerintah pusat.
“Beberapa rumah tua runtuh, dan sebagian besar bangunan terbuat dari batu bata retak, dengan retakan besar,” kata warga Meng Lingkang di kota Lhatse.
Daerah yang terkena dampak paling parah adalah daerah yang dikelilingi daerah pegunungan di Gunung Everest sisi China.
Episentrum gempa di Tingri adalah rumah bagi sekitar 62.000 penduduk, dengan kondisi yang kurang berkembang dibandingkan pusat perkotaan seperti ibu kota Tibet, Lhasa.
Di kawasan tersebut, banyak terlihat rumah-rumah runtuh yang dibangun dengan menggunakan material tradisional seperti batu, bata lumpur, dan balok kayu.
Presiden Tiongkok Xi Jinping juga menyerukan upaya pencarian dan penyelamatan semaksimal mungkin, meminimalkan korban jiwa, dan memastikan keselamatan masyarakat selama musim dingin.
(DNA/DNA)