Jakarta, Pahami.id —
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan angka tersebut korban kematian akibat banjir dan tanah longsor di tiga wilayah yakni Aceh, Sumut, dan Sumbar terus meningkat. Hingga Sabtu (20/12), jumlah korban mencapai 1.090 orang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan jumlah tersebut bertambah 19 orang dibandingkan data hari sebelumnya yang mencatat 1.071 kematian.
“Hari ini tanggal 20 Desember, korban meninggal bertambah 19 orang. Jadi totalnya 1.090 orang. Kami turut berduka cita,” kata Abdul dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB, Sabtu (20/12).
Berdasarkan rekapitulasi data BNPB, Provinsi Aceh menjadi provinsi dengan jumlah kematian terbanyak yakni 472 orang. Selain itu, masih ada 32 orang yang dinyatakan hilang, sedangkan jumlah pengungsi mencapai 483.691 orang.
Di Aceh Utara, jumlah korban bertambah signifikan sebanyak 15 orang. Korban tambahan juga terjadi di Kabupaten Bireuen, satu orang di Aceh Tenggara, dan satu orang di Kabupaten Gayo Lues.
Sedangkan di Sumut, jumlah korban tercatat 370 orang, dan masih dilaporkan hilang sebanyak 72 orang. BNPB mencatat jumlah pengungsi di provinsi tersebut mencapai 17.759 orang.
Sementara di Sumbar, jumlah korban meninggal mencapai 248 orang, dan 82 orang masih dinyatakan hilang. Total pengungsi di wilayah ini tercatat sebanyak 9.078 orang.
Total, BNPB mencatat jumlah korban hilang akibat banjir dan longsor di tiga wilayah tersebut mencapai 186 orang, sedangkan jumlah pengungsi sebanyak 510.528 orang. Namun jumlah pengungsi berkurang sekitar 16 ribu orang ketika sebagian warga mulai pulang kampung untuk membersihkan pemukimannya.
Abdul mengatakan, operasi pencarian dan penyelamatan masih dilakukan secara terbatas namun optimal, khususnya di Aceh dan Sumatera Barat. Di Aceh, setidaknya enam kabupaten masih menjadi fokus pencarian untuk memastikan tidak ada lagi korban yang terkubur di pemukiman warga dan wilayah terdampak.
Selain itu, proses identifikasi korban terus digencarkan untuk memastikan data korban sesuai nama dan alamat. Langkah ini dinilai penting untuk memenuhi hak-hak ahli waris termasuk mengenai tempat tinggal sementara dan tetap.
“Untuk data orang hilang, ketiga posko tersebut terus kami perbarui berdasarkan laporan bertahap, mulai dari tingkat RT, RW, kampung, dan mukim. Kami berharap proses ini dapat segera selesai sehingga kita dapat memasuki tahap transisi darurat,” ujarnya.
BNPB memastikan kebutuhan dasar pengungsi, khususnya pangan, terus dipenuhi melalui dapur umum yang beroperasi di beberapa lokasi pengungsian.
(sels/sel)

