Berita Komisi XIII Kritik Kementerian HAM soal Dugaan Eksploitasi OCI

by


Jakarta, Pahami.id

Komisaris XIII Faksi PDIP Marinus GEA mengkritik kinerja Kementerian Hak Asasi Manusia yang dianggap lambat untuk menangani biaya Pelanggaran hak asasi manusia Dalam kasus dugaan eksploitasi sirkus pemain safari sirkus sirkus oriental (OCI).

Marinus mempertanyakan apa yang telah dilakukan setelah penemuan pelanggaran hak asasi manusia dalam kasus ini.


“Inilah yang terjadi di OCI kemarin, kita mulai mengungkapkan fakta bahwa ada pelanggaran hak asasi manusia, tetapi Kementerian Hak Asasi Manusia, apa tindakannya? Apa yang telah dilakukan?” Marinus mengatakan dalam pernyataannya (29/4).

Dia mendorong Kementerian Hak Asasi Manusia untuk tidak hanya menyoroti popularitas pekerjaan tetapi tidak dapat mendorong kesadaran publik akan perlindungan hak asasi manusia.

Marinus mendorong Kementerian Hak Asasi Manusia untuk melanjutkan sosialisasi kepada publik tentang akses ke perlindungan dan keluhan pelanggaran hak asasi manusia.

“Kementerian Hak Asasi Manusia populer karena angka -angkanya, tetapi orang tidak mengerti, apa sebenarnya perlindungan hak asasi manusia,” jelas Marinus.

Selain itu, ia juga mengkritik perkiraan plafon Kementerian Hak Asasi Manusia 2025 yang hanya direalisasikan dalam total Rp51 miliar dari total langit -langit Rp113 miliar.

“Apakah kesadaran RP51 miliar untuk kegiatan rutin, atau apakah ada program nyata untuk dijalankan? Ini pasti jelas,” katanya.

Sebelumnya, Komisi XIII menyimpulkan bahwa kasus eksploitasi dimasukkan dalam pelanggaran hak asasi manusia yang merujuk pada hasil ham Komnas, dan informasi korban dalam pertemuan audiensi dengan Komisi Perwakilan XIII pada hari Rabu (23/4).

“Dari penemuan itu, saya pikir itu telah dijelaskan oleh pengacara dan korban dan diperkuat oleh penemuan ham komnas dan wanita komnas, ini adalah pelanggaran serius,” kata Wakil Ketua Komisi XIII Sugiat setelah persidangan.

Oci Safari Park telah membantahnya. Pendiri OCI dan Komisaris Taman Safari Indonesia Tony Sumneur mencurigai aktor atau provokator di balik tuduhan tersebut. Dia juga mengklaim bahwa dia akan mengambil tindakan hukum atas tuduhan itu. Dia mengaku tahu bahwa partai itu memprovokasi di balik tuduhan itu.

“Di balik semua ini adalah provokator yang membesarkan mereka, kita sudah tahu siapa, karena sebelum dia meminta sesuatu dari kita,” kata Tony, pada konferensi pers di Jakarta pada hari Kamis (4/17).

(FRA/MAB/FRA)