Berita Komisi X DPR Belum Tahu soal Penulisan Ulang Sejarah RI

by


Jakarta, Pahami.id

Komisi X dari DPR RI mengklaim tidak mengetahui proses tersebut Tulis ulang sejarah Indonesia dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan, dan ditujukan untuk selesai sebelum 17 Agustus 2025.

Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian mengakui bahwa partainya tidak pernah membahas dan berkoordinasi dengan Kementerian Kebudayaan tentang proyek tersebut.

“Jujur, kami belum pernah bertemu secara pribadi dan mendiskusikan apa yang akan ditinjau atau bagaimana itu dan seterusnya,” kata Hetifah pada pertemuan komisi X di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (5/19).


Demikian pula, anggota Komisi X dari PDIP Faction Mercy Barends mengatakan Kementerian Kebudayaan tidak pernah mengajukan laporan yang terkait dengan proyek tersebut.

Mercy mengklaim baru saja mengetahui rencana tersebut berdasarkan informasi yang beredar di media sosial dan berita media massa.

Oleh karena itu, ia mengakui bahwa ia tidak dapat berbicara banyak sehubungan dengan penolakan yang dilakukan oleh aliansi keterbukaan sejarah Indonesia (tindakan) yang terkait dengan upaya penulisan ulang historis ini.

“Kami tidak mendapatkan dokumen resmi, jadi hari ini izinkan kami mengizinkan kami memberikan beberapa wawasan terkait dengan beberapa sejarah,” katanya.

Di sisi lain, anggota Komisi X dari klan PDIP Esti Wijayanti berharap Hetifah akan segera memanggil Menteri Budaya Fadli Zone untuk membahas hal ini. Selain itu, Fadli mengatakan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia ditujukan untuk selesai sebelum peringatan ke -81 Republik Indonesia.

“Maka semua orang dapat berbicara secara terbuka karena berbicara tentang sejarah fakta -fakta yang harus sesuai dengan fakta,” katanya.

“Tidak ada konten yang kemudian membuat keributan di republik ini saya pikir,” katanya.

Fadli sebelumnya menargetkan restrukturisasi sejarah Republik Indonesia yang akan selesai pada Agustus 2025 bertepatan dengan peringatan 80 tahun Republik Indonesia.

“Ini akan segera selesai, Agustus target kami,” kata Fadli di Istana Presiden Jakarta pada hari Senin (5/5).

Fadli menyatakan bahwa penulisan ulang historis akan melibatkan lebih dari 100 sejarawan dari berbagai universitas di Indonesia. Menurutnya, mereka yang terlibat memiliki efisiensi yang memenuhi syarat di bidangnya.

“Ada banyak penemuan seperti era prasejarah, serta penambahan masa lalu dan sebagainya,” katanya.

Fadli mengatakan bahwa tulisan historis resmi Indonesia terakhir diuraikan pada 2012 dalam buku ‘Indonesia dalam Aliran Sejarah’.

(MAb/pt)