Jakarta, Pahami.id —
Pemimpin tertinggi IranAyatollah Ali Khamenei, dikatakan telah memperingatkan pemimpinnya Hizbullah Hassan Nasrallah tentang rencana operasi Israel untuk membunuhnya.
Sumber-sumber pemerintah Iran mengatakan Khamenei mengirim pesan tersebut setelah serangkaian pager diluncurkan di Lebanon pada 17 September, menurut laporan eksklusif Reuters.
Pesan tersebut, kata sumber itu, disampaikan melalui utusan khusus, Panglima Senior Garda Revolusi Brigjen Abbas Nilforoushan.
Dalam pesan tersebut, Khamenei meminta Nasrallah segera berangkat ke Iran karena Israel berencana membunuhnya. Israel memiliki mata-mata di Hizbullah, sehingga pergerakan Nasrallah diawasi secara ketat.
Namun, Nasrallah bersikeras untuk tetap tinggal di Lebanon dan yakin situasi aman, meski Lebanon diguncang serangkaian ledakan pager.
Di tengah keimanan Nasrallah, Iran khawatir karena kemungkinan infiltrasi Israel ke dalam barisan Hizbullah begitu tinggi.
Khamenei, menurut sumber, bahkan mengirimkan pesan kedua kepada Nasrallah untuk segera berangkat ke Iran, sebagai lokasi yang aman.
Sekali lagi, Nasrallah berkomitmen untuk tetap tinggal di Lebanon.
Kepercayaan diri Nasrallah tiba-tiba sirna setelah Israel meledakkan markas mereka di Beirut pada 28 September.
Nasrallah dan Nilforushan, yang saat itu berada di bunker, tewas dalam serangan Israel. Kematian dua orang ini mengguncang Iran, khususnya Hizbullah.
Faktanya, peringatan mengenai kemungkinan infiltrasi Israel ke Hizbullah sudah terdengar sangat keras. Hal ini ditandai dengan terbunuhnya komandan milisi Fuad Shukr dalam serangan udara di Beirut pada bulan Juli.
Tak lama kemudian, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh saat berada di wisma negara di Teheran.
Iran menuduh Israel berada di balik serangan Shukr dan Haniyeh. Kematian Haniyeh juga memicu perdebatan tentang keamanan di Iran karena ia merupakan tokoh penting bagi pemerintah negara tersebut.
Kekhawatiran Iran terhadap penetrasi Israel ke dalam jajaran pemerintahan atau militer sebenarnya sudah ada selama bertahun-tahun.
Pada tahun 2021, mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan kepala unit intelijen Iran yang seharusnya menargetkan agen Mossad sebenarnya adalah agen dari badan intelijen Israel.
Dia juga mengatakan Israel memperoleh dokumen sensitif tentang program nuklir Iran.
Senada dengan apa yang dikatakan Ahmadinejad, kepala intelijen Israel yang akan segera mengundurkan diri, Yossi Cohen, mengatakan 20 agen Mossad non-Israel terlibat dalam pencurian arsip dari sebuah gedung di Iran.
Rentetan kematian dan kritik yang diterima Iran membuat Khamenei tidak mempercayai siapa pun di organisasi Hizbullah.
“Iman yang menyatukan segalanya telah hilang. [Khamenei] jangan percaya siapa pun lagi,” kata salah satu pejabat.
(isa/dna)