Jakarta, Pahami.id –
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI mengatakan Abdullah merespons wacana redenominasi Rupiah. Ia mengingatkan, kebijakan ini tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa dan memerlukan prasyarat ekonomi, sosial, dan politik yang kuat.
“Menurut saya, redenominasi memerlukan prasyarat.
Kemudian, kata Said, perlu juga dipastikan kesiapan pemerintah secara teknis untuk melakukan redenominasi. Jika pemerintah belum siap, redenominasi perlu dipertimbangkan kembali.
“Jangan berpikir bahwa apa yang tampak seperti redenominasi adalah sesuatu yang hanya menghilangkan tiga angka nol pada akhirnya,” ujarnya.
Ia juga khawatir akan terjadi permainan harga jika redenominasi dilakukan. Kebijakan ini juga bisa memicu inflasi jika tidak hati-hati.
“Itulah (potensi permainan harga) yang sangat meresahkan kami di badan anggaran,” ujarnya.
Kata juga mendorong agar sosialisasi dilakukan sebelum redenominasi dilakukan. Baru setelah itu pembahasan aturan redenominasi bisa dilakukan.
“Kalau itu tahun 2027, pemerintah akan gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat di tahun 2026, punya pemahaman yang sama, kemudian pemerintah juga akan mempersiapkan secara internal, baru bisa dibahas undang-undangnya,” ujarnya.
Sebagai informasi, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya menyampaikan wacana perubahan harga Rupiah (redenominasi). Purbaya mengatakan kebijakan redenominasi akan dilaksanakan sepenuhnya oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia.
“Redenom itu kebijakan bank sentral, dan akan dilaksanakan sesuai kebutuhan, pada waktu yang tepat, tapi (implementasinya) jangan sekarang, jangan tahun depan,” kata Purbaya, dikutip dari Detikjatim di Universitas Airlarangga (UNAIR) Kampus S Surabaya, Senin (10/11).
Purbaya menegaskan, kebijakan redenominasi Rupiah merupakan kewenangan penuh bank sentral. Namun, dia mengatakan realisasi kebijakan redenominasi Rupiah belum akan terlaksana pada tahun 2026.
“Enggak tahun depan, saya tidak tahu, bukan Menkeu (bisnis), tapi urusan bank sentral. Bank sentral sudah kasih pernyataan kan? Jadi jangan sampai saya dipukuli, saya akan dipukuli terus,” ujarnya.
(INH)

