Jakarta, Pahami.id —
Laporan saksi merinci keadaan seputar pembunuhan pemimpin biro politik tersebut Hamas, Ismail Haniyahterjadi di Teheran, Iran.
Situs web reformasi Roydad24 merilis laporan saksi yang menyatakan terdengar suara gaduh dan gemuruh sekitar pukul 02.00 WIB pada Rabu (31/7).
Saksi mata adalah penduduk Tochal, daerah pegunungan yang berhadapan langsung dengan kediaman Haniyeh di Teheran utara.
Menurut warga, terjadi suara keras disertai suara gemuruh pada dini hari namun tidak terdeteksi adanya ledakan dari stasiun Tochal.
Hal ini sejalan dengan penyelidikan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) yang mengindikasikan rudal tersebut ditembakkan dari luar kawasan wisma Haniyeh, kemungkinan dari pegunungan Tochal.
Tochal adalah resor pegunungan dan ski yang terletak di pegunungan Alborz, dekat wilayah metropolitan Teheran di Iran utara. Kawasan ini memiliki punggung bukit sepanjang 12 kilometer, dengan puncak tertinggi mencapai 3.963 meter di atas permukaan laut.
Kawasan kompleks Tochal memiliki lift gondola yang mengangkut pengunjung dari Teheran ke resor ski dan hotel.
Laporan dari Iran International, Hamid yang mengelola usaha di Tochal Station 1 mengaku dibangunkan pada pukul 05.00 pagi oleh stafnya karena petugas intelijen datang meminta rekaman CCTV tokonya.
Dari rumah, dia datang ke Tochal dan menemukan bahwa akses ke pegunungan terbatas. Semua orang di sana pun ditahan dan diinterogasi hingga pukul 13.00 siang waktu setempat.
Intelijen Iran kemungkinan akan segera menyelidiki Tochal setelah pembunuhan Haniyeh terjadi pada pukul 02.00 pagi sebelumnya.
Roydad24 dalam laporannya seperti dikutip Iran Internasional percaya bahwa sebuah rudal diluncurkan dari Tochal menuju kediaman Haniyeh.
Keesokan harinya alias Sabtu (3/8), IRGC pun mengeluarkan temuan serupa dengan kesimpulan Roydad24 bahwa proyektil diluncurkan dari luar area wisma. Peluru yang mengenai rumah Haniyeh merupakan rudal jarak pendek dengan hulu ledak 7 kilogram.
Klaim bahwa rumah Haniyeh terkena rudal sebenarnya muncul tak lama setelah kejadian. Namun klaim tersebut memunculkan serangkaian teori, antara lain rudal tersebut diluncurkan dari luar Iran, bahwa serangan tersebut merupakan akibat bom, bukan rudal, dan serangan terhadap kamar Haniyeh disebabkan oleh drone atau pesawat terbang. .
Terkait dugaan penggunaan bom dan bukan rudal, hal ini berdasarkan laporan yang dirilis The New York Times (NYT) berdasarkan informasi dari tujuh pejabat Timur Tengah dan satu pejabat Amerika Serikat.
Dalam laporannya, NYT menyebut rumah Haniyeh ditanami bom selundupan dua bulan lalu.
Tidak jelas bagaimana bom itu disembunyikan di wisma Haniyeh. Pasalnya, Wisma Haniyeh dioperasikan dan dikendalikan oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Wisma ini sering digunakan untuk menjamu tamu negara, dan bahkan sebagai lokasi retret dan pertemuan rahasia. Jadi kawasan ini harus dijaga ketat oleh IRGC.
Menurut lima pejabat Timur Tengah, bom di wisma Haniyeh diledakkan dari jarak jauh setelah Haniyeh dipastikan ada di kamarnya.
Dalam laporan NYT, sejumlah pejabat intelijen juga menilai kecil kemungkinan Haniyeh akan terkena serangan rudal karena pada Selasa (30/7), sehari sebelum kejadian, Iran sedang menggelar pelantikan presiden.
Oleh karena itu, keamanan di Teheran pasti ditingkatkan. Keamanan wilayah udara Iran juga seharusnya ditingkatkan setelah Teheran gagal melakukan serangan rudal Israel ke pangkalan militer Isfahan pada April lalu.
Menurut NYT, beberapa pejabat yakin Israel menyelundupkan bom tersebut ketika keamanan di wisma lemah.
(blq/baca)