Jakarta, Pahami.id —
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London meminta WNI (warga negara Indonesia) kalau-kalau semuanya sudah berakhir Bahasa inggris dan kota-kota di Irlandia sedang dilanda kerusuhan. Himbauan tersebut disampaikan KBRI melalui postingan di Instagram, Minggu (4/8).
“KBRI London menghimbau kepada seluruh WNI yang berada di Inggris dan Irlandia untuk mempertimbangkan kebutuhan mendesak dan meningkatkan kewaspadaan, terutama jika perlu melakukan perjalanan atau beraktivitas di luar rumah,” demikian pernyataan KBRI London.
Mereka juga meminta masyarakat Indonesia untuk mengikuti arahan dan instruksi otoritas setempat, serta memantau komunikasi di media sosial KBRI London dan komunitas Indonesia setempat.
Selain itu, KBRI London mengimbau WNI untuk menjauhi masyarakat.
“Hindari kerumunan dan tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkumpulnya massa atau kelompok pengunjuk rasa,” lanjut KBRI.
Jika WNI dalam keadaan darurat, disarankan segera menghubungi 112 atau 999, atau saluran telepon panas Urusan Konsuler KBRI London +447795105477 dan +447425648007.
Inggris kisruh setelah massa di beberapa daerah melakukan demonstrasi dan berujung kerusuhan.
Menurut laporan AFP Kerusuhan tersebut dipicu oleh rumor palsu tentang latar belakang Axel Rudakubana, 17 tahun, yang dituduh melakukan penikaman massal di Southport, Merseyside.
Penikaman tersebut menyebabkan tiga anak tewas dan 10 lainnya luka-luka. Mereka yang tewas adalah Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), dan Alice DaSilva Aguiar (9).
Rumor palsu tentang latar belakang terduga pelaku beragama Islam, Rudakubana, tersebar luas di media sosial. Narasi tersebut kemudian menyulut sebagian warga untuk melakukan demonstrasi dan dieksploitasi oleh kelompok sayap kanan. Bahkan, massa mengincar masjid-masjid di Inggris.
Di Southport, orang-orang melemparkan batu bata ke sebuah masjid. Kerusuhan juga terjadi di Belfast, Irlandia Utara. Para pengunjuk rasa melemparkan kembang api di tengah bentrokan yang menegangkan antara kelompok anti-Islam dan demonstrasi anti-rasisme.
Kota di timur laut Inggris, Sunderland, pun tak luput dari kerusuhan. Massa membakar mobil, kantor polisi, menjarah toko-toko dan menyerang masjid.
“Ini bukan protes, ini kekerasan dan kekacauan yang tidak bisa dimaafkan,” kata Kapolres Northumbria Mark Hall, Sabtu (3/8), dikutip AFP.
(nsa/DAL)