Jakarta, Pahami.id —
Kasus yang dituduhkan penganiayaan melibatkan anak bos toko roti berinisial GSH di Pilingan, Jakarta Timur, sudah masuk tahap penyidikan. Polisi telah menyelidiki kasus ini dan menemukan tanda-tanda aktivitas kriminal.
Sidik jarinya sudah keluar pada Sabtu (14 Desember), kata Kabid Humas Polres Metro Jakarta Timur AKP Lina Yuliana saat dikonfirmasi, Minggu (15/12).
GSH diduga menyerang seorang pekerja kasir dan melukai kepalanya. Lina mengatakan, sejauh ini sudah empat orang yang diperiksa yang terdiri dari korban, teman korban, orang tua korban dan GSH.
“Kami sedang berkoordinasi dengan penyidik. Kami sudah meminta keterangan kepada empat orang termasuk terlapor,” ujarnya.
Suara korban
Korban berinisial D buka-bukaan soal dugaan penganiayaan yang dilakukan anak bosnya. Ia mengaku ada kursi yang dilempar ke arahnya. Katanya, pelaku sesumbar dirinya kebal hukum.
D mengatakan, penganiayaan itu terjadi berulang kali hingga ia memutuskan untuk melaporkannya ke polisi. Alih-alih takut, kata dia, pelaku justru menyebut korban tidak bisa memenjarakannya.
“Sebelum kejadian ini saya dilempar meja, tapi tidak kena dan saya dipanggil babu dan malang, dia memandang rendah saya dan keluarga. Dia juga bilang, ‘orang miskin seperti kamu menang’ Tidak bisa biarkan aku masuk penjara, aku kebal hukum’,” kata D.
Pada Kamis (17/10), pelaku disebut kembali melakukan aksi arogannya. Saat itu, pelaku meminta D untuk mengantarkan pesanan makanannya.
Namun D menolak karena dia bekerja dan itu bukan bagian dari pekerjaannya.
Pelaku kemudian mengamuk dan melakukan penganiayaan. D dilempar menggunakan beberapa benda termasuk kursi hingga menyebabkan kepala korban bocor.
Akhirnya setelah saya menolak berkali-kali, dia marah dan melempar saya ke patung batu, kursi, meja, mesin bank. Ini terjadi beberapa kali dan semua barang yang dilempar pelaku mengenai badan saya, ujarnya.
“Setelah barang-barang dilemparkan kepadaku di sana, ayah penjahat itu menangkapku dan menyuruhku pulang tetapi aku masih meninggalkan tas dan ponselku. Ketika aku masuk, ketika aku ingin mengambil tas dan ponselku, di sanalah aku Dilempar ke sana lagi pakai kursi beberapa kali, akhirnya saya lari dan terjebak saya tidak bisa kemana-mana,” lanjutnya.
(ryn/fea)