Berita Jawab Polda soal Beda Keterangan TKP yang Diklaim Tewaskan Iko Unnes

by
Berita Jawab Polda soal Beda Keterangan TKP yang Diklaim Tewaskan Iko Unnes


Jakarta, Pahami.id

Kematian murid Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang ((UnneS) Iko Juliant Junior (19) Setelah menghadiri aksi pada hari Sabtu (8/30) masih memiliki misteri.

Pusat Bantuan Hukum untuk Asosiasi Alumni PBB (PBH Ika Unnes) juga campur tangan dan menemani keluarga korban, serta mengungkapkan beberapa penyelewengan kematian polisi.

Tanda pertanyaan lain muncul karena polisi berbeda dari TKP (TKP) dari kecelakaan korban. Polisi Distrik Jawa Tengah juga membuka suara pada berbagai informasi dari CSR yang disampaikan oleh polisi.


Di lokasi kecelakaan di Certificate of Recegne (STP), kasus kecelakaan lalu lintas yang ditulis di jalan Dr. Cipto, Distrik Semarang Timur. Namun, polisi mengatakan adegan kriminal berada di veteran jalan, desa Mugassari, distrik Semarang Barat, pada 03.05 WIB.

Menanggapi hal ini, Kepala Hubungan Masyarakat Distrik Jawa di Central, Kombes Artanto menjelaskan bahwa berbagai informasi dari tempat kejadian adalah karena kesalahan partai yang membawa korban ke rumah sakit.

“Namanya adalah peristiwa yang sangat mendadak dan sederhana, orang yang membawa tidak selalu tahu siapa namanya, apa cara penting yang dikatakannya,” kata Komisaris Polisi Jawa dari Artanto Center di markas polisi Jawa Tengah, Semarang, Selasa (2/9) Detik.

“Kita perlu meninjau fakta -fakta seperti dan kita mengumpulkan CCTV di jalan, semua harus dikumpulkan, dan saksi harus diperhitungkan,” katanya.

Artanto juga menjelaskan bahwa ketika kecelakaan itu terjadi pada hari Minggu (31/8) WIB di pagi hari, IKO dibawa oleh seorang anggota Brimob yang berada di lapangan untuk Dr. Kariadi menggunakan mobil resmi Brimob.

“Itu dikirim menggunakan mobil resmi Brimob, jadi setelah kecelakaan itu diambil segera, karena telah jatuh, ada korban kecelakaan lalu lintas, segera diambil,” katanya.

“Kami tidak berpikir apa pun penting untuk membawa korban ke rumah sakit terdekat di Rumah Sakit Umum Dr. Kariadi,” kata Artanto.

Dua saksi diperiksa

Sementara itu, Artanto menjelaskan bahwa polisi distrik Jawa Tengah telah memeriksa dua saksi kecelakaan IKO. Kedua saksi adalah mereka yang berada di sepeda motor lain bertabrakan dengan korban.

“Saat ini, masih berlangsung, masih terbatas pada informasi yang saya berikan, karena saat ini sedang berlangsung dan dua saksi, Vicky dan Aziz.

Dia mengatakan dalam kecelakaan itu, Iko sedang mengendarai dengan temannya, Ilham. Kendaraan korban menabrak sepeda motor yang dikendarai oleh Vicky dan Aziz sekitar 03.05 WIB.

“31 [Agustus] Dini hari di seorang veteran jalan sekitar pukul 03.05 WIB adalah lakalanas di mana kendaraan vario yang dikendarai oleh Brother Vicky dan Aziz terpapar dengan kendaraan supra yang dikendarai oleh Iko dan saudara laki -laki Ilham, “kata Artanto.

Mereka dikatakan dibawa ke Dr. Kariadi menggunakan mobil resmi Brimob Polisi Jawa dan tiba di 03.10 WIB. Namun, keluarga sebelumnya telah menerima informasi IKO yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Calisine di siang hari.

“Ini adalah pengembangan yang dinamis di lapangan. Namanya adalah terburu -buru kecelakaan lalu lintas, kepanikan yang tepat. Semua ini dinamis, kita akan melihat pengembangan, investigasi seperti apa,” jelas para jurnalis ketika keluarga korban baru menerima berita hari itu.

Korban dikatakan menderita luka ringan dan cedera serius. Tentang almarhum luka Iko yang disebut aneh karena bibirnya patah dan ada memar di mata, Artanto mengatakan dia harus melakukan post mortem untuk mencari tahu penyebab luka itu

“Kami meminta apa mortem dari posting itu, lalu apa yang akan dibicarakan adalah otopsi. Kami mengumpulkan fakta dan bukti di lapangan,” katanya.

Polisi telah mengkonfirmasi bahwa penyelidikan sedang berlangsung di bawah operasi unit lalu lintas polisi Semarang dengan bantuan langsung dari polisi distrik Jawa Tengah. Sejumlah saksi untuk rekaman CCTV juga dikumpulkan.

“Saat ini, masih berlangsung, masih terbatas bahwa informasi yang saya berikan, karena pada saat ini sedang berlangsung dan dua saksi, Vicky dan Aziz. Ada penyelidikan di unit lalu lintas polisi Semarang,” katanya.

“Ini akan menjadi pengembangan proses investigasi dan investigasi. Kemudian kami meminta penyelidik profesional, transparan, transparan, memberikan fakta di lapangan,” katanya, menanggapi kemungkinan merger.

Deskripsi Phh Ika fh unnes untuk siswa

Secara terpisah, PBH Ika FH Unnes mendesak polisi untuk segera membuka kronologi yang jelas dan melakukan penyelidikan atas kematian IKO. Mereka pikir ada tanda -tanda penyalahgunaan terkait dengan penyebab kematian IKO.

Ketua PBH Ika FH Unnes, Ady Putra Cessario, mengatakan partainya telah menerima banyak kekuatan verbal dari keluarga korban untuk melakukan bantuan hukum. Namun, mereka tidak dapat menghubungi polisi.

“Dengan meluncurkan beberapa versi kecelakaan itu, beberapa orang memberi tahu orang lain, dari polisi, kami berharap kemudian itu akan membuat pernyataan, penjelasan, atau mungkin argumen untuk membuatnya lebih jelas terkait dengan penyebab kematian almarhum,” kata Ady di distrik Ngaliyan pada hari Selasa (2/9) Detik.

Dia mengatakan ada begitu banyak informasi yang masih menyesatkan, jadi dia meminta polisi untuk segera menjelaskan bahwa itu tidak akan menjadi bola liar. Dia juga meminta polisi untuk bekerja sama untuk saling mengoordinasikan.

Anggota PBH Ika FH Unnes, Naufal Sebastian menambahkan bahwa ada beberapa penemuan awal yang menimbulkan pertanyaan. Salah satunya, ada memar di wajah korban.

“Informasi dari seorang kolega, dari foto itu, ada luka di bibir, robek, ada memar di mata. Apakah itu hasil dari kecelakaan atau sesuatu yang lain, kita perlu penyelidikan yang lebih dalam.

Selain cedera yang ditemukan di tubuh korban, tim hukum juga menemukan pelanggaran ketika korban yang mengigau meminta untuk tidak dikalahkan. Belum lagi, IKO dikatakan dikirim ke Dr. Kariadi oleh anggota Brigade Brigade Polisi Distrik Java.

“Informasi yang kami terima (almarhum IKO) gemuk, dia sangat senang meminta bantuan untuk tidak dipukuli,” katanya.

“Kami masih memeriksa apakah brimob itu terjadi kemudian, karena dia adalah seorang perwira, bantuan, atau apa, karena kami tidak dapat menghubungi polisi untuk itu,” katanya.

Tidak hanya itu, ia menekankan perbedaan dalam informasi tentang tempat kejadian, sampai periode waktu antara dugaan kecelakaan dan korban dibawa ke rumah sakit.

“Informasi yang kami terima kecelakaan terjadi di Dr. Cipto Road, tetapi ada juga informasi tentang veteran jalan. Kami perlu menjelaskan dan menyelidiki lebih lanjut,” katanya.

Pada Senin malam, ratusan siswa di seluruh Semarang mengadakan persatuan untuk junior Iko Juliant yang terlambat di kampus FH Unnes.

Ketua Bem FH Unnes M Gossan Daffa Majid mengatakan tindakan itu lahir dari kekacauan siswa untuk berita kematian IKO yang dianggap penuh dengan penyalahgunaan.

“Rumah sakit itu menyerukan korban lalu lintas IKO. Hanya dari dinamika di media, kami menganggap penyimpangan, jadi kami tidak bisa tidak bergerak,” kata Gossan di UNNES pada Selasa malam.

Dia juga menuntut agar misteri kematian IKO dibuka. Gossan mengaku tidak yakin akan penyebab kematian IKO dipanggil secara tidak sengaja.

“Tentu saja kami tidak setuju dengan kecelakaan lalu lintas, karena ada beberapa hal yang kurang sinkron, seperti penyimpangan,” katanya.

Baca berita lengkapnya Di Sini.

(Kid/Ugo)