Berita IPC Beber Kemirisan Keterbukaan Informasi dari 731 Rapat DPR Tahun Ini

by
Berita IPC Beber Kemirisan Keterbukaan Informasi dari 731 Rapat DPR Tahun Ini


Jakarta, Pahami.id

Gelombang aksi demonstrasi Telah terjadi di kota Indonesia, termasuk pusat pemerintah di Jakarta, sejak minggu lalu sejak Agustus.

Gelombang demonstrasi awalnya dipicu oleh protes dari gaji tunjangan Ri. Demonstrasi juga berkembang setelah kematian taksi sepeda motor online (OJU) Affan Kurniawan karena dihancurkan oleh kendaraan taktis Brimob (Rantis) sambil melindungi demonstrasi pada malam Kamis (9/28).

Setelah kekacauan menyebabkan mematikan, kepemimpinan Dewan Perwakilan Rakyat sampai Presiden Indonesia Prabowo Subianto kemudian menanggapi gelombang demonstrasi pada 25-31 Agustus di Jakarta. Salah satu Prabowo yang dijanjikan yang juga ketua partai Gerindra untuk kepemimpinan partai politik di parlemen, dan kepemimpinan DPR adalah memutuskan untuk menghentikan tunjangan DPR untuk menjanjikan aspirasi rakyat.


Di satu sisi, pengamat mengevaluasi bahwa manfaat fasilitas dapat dianggap mengecewakan dibandingkan dengan kinerja rumah. Pusat Indonesia (IPC) telah menyoroti kinerja undang -undang DPR sejak dibuka pada Oktober 2024.

Peneliti Pusat Parlemen Indonesia (IPC) Ahmad Hanafi mengatakan partainya menyoroti paparan informasi yang rendah untuk publik dalam memantau undang -undang, anggaran, dan fungsi pengawasan.

IPC menyatakan bahwa ada 731 agenda pertemuan di DPR sepanjang tahun 2025. Namun, dokumen pertemuan yang diumumkan sangat terbatas: laporan singkat 79,8 persen, brosur hanya 25 persen, dan bahkan catatan pertemuan tidak tersedia sama sekali.

Selain itu, jumlah pertemuan tertutup mencapai 25,9 persen selama sesi kedua hingga keempat.

“Paparan Kualitas Rendah Informasi ini mengurangi ruang untuk partisipasi masyarakat sipil dalam memantau undang -undang, anggaran, dan fungsi pengawasan,” kata Hanafi kepada Cnnindonesia.comRabu (3/9).

Sementara itu, nasib beberapa tagihan penting dalam DPR sekarang bermain -main seperti aset, komunitas asli, ke RUU PPRT. Di sisi lain, Parlemen terus mempercepat beberapa RUU yang dianggap tidak terputus seperti RUU Bumn, RUU TNI, untuk RUU Minerba.

Situasi ini dianggap memperkuat persepsi bahwa produk hukum DPR lebih sering mengkonfirmasi agenda pemerintah daripada mendukung aspirasi publik.

Sementara itu, sehubungan dengan masalah tunjangan, Hanafi juga menimbulkan frustrasi publik yang tidak dijawab oleh DPR sebelumnya.

Menurutnya, responsnya semakin menambah ketidakpercayaan publik pada DPR.

Di dalam Melepaskan Pada tanggal 2 September, kata IPC, “Pemicu utama gelombang demonstrasi adalah kebijakan kenaikan gaji dan tunjangan termasuk dana istirahat dan kunjungan anggota pemilihan DPR. Peningkatan mencapai ratusan juta rupee per anggota DPR di tengah situasi sosial ekonomi yang rapuh. Seperti diketahui, pada Mei 2025 tingkat kemiskinan masih di 8,47% atau 23,85 juta dan pengangguran terbuka di 4,76% (BPS, 2025). Di tengah -tengah kenyataan ini, gaji DPR sama dengan 27x lipat dari rata -rata UMR di Indonesia.

“Ini memperdalam ketidakpercayaan publik pada anggota DPR dan lembaga -lembaga hukum yang kinerjanya tidak memuaskan bagi masyarakat,” jelas Hanafi.

Peningkatan kinerja DPR

Atas dasar itu, IPC mengusulkan beberapa peningkatan kinerja DPR di masa depan.

Pertama, dia meminta aplikasi sistem Ingat Anggota DPR berdasarkan konstituensi Distrik Pemilu (Distrik Pemilu). Artinya, anggota DPR yang mewakili area pemilihan tertentu dapat ditarik jika kinerjanya tidak memuaskan.

“Ini untuk memastikan bahwa perwakilan rakyat secara langsung bertanggung jawab atas para pemilih, tidak hanya untuk partai politik,” katanya.

Kedua, IPC juga berencana untuk memperkuat sistem transparansi kinerja DPR. Menurut Hanafi, parlemen harus membuka dokumen tentang hasil pertemuan hukum, anggaran, dan pengawasan, dan menjelaskan ketentuan pertemuan tertutup.

“Ketiga, peningkatan peran MKD dalam menegakkan Kode Etik secara proaktif dilakukan dalam memantau perilaku anggota DPR selama pertemuan atau pertemuan luar,” kata Hanafi.

(Thr/Kid/Ugo)