Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menunda rencana perjalanannya ke Amerika Serikat (AS) untuk menghadiri Majelis Umum PBB di New York pekan depan.
Netanyahu sedianya dijadwalkan tiba pada Selasa (24/9), hari pertama pertemuan tingkat tinggi PBB di New York City.
Danon mengatakan perjalanannya akan tertunda. Menurutnya, perkembangan dalam negeri bisa menentukan jadwal perjalanan Netanyahu.
“Dia tidak akan tiba pada Selasa sesuai jadwal. Kami harus menundanya sekarang, dan kami akan mengikuti apa yang terjadi di Israel,” kata Danon kepada wartawan di markas besar PBB di New York, dikutip dari Reuters. CNN.
Danon mengatakan Netanyahu mungkin tidak akan datang ke sidang sama sekali.
“Kita akan tahu kapan dia datang atau apakah dia akan datang.”
Sebelumnya pada hari Jumat, kantor Netanyahu mengatakan bahwa penerbangan perdana menteri ke New York akan ditunda satu hari. Dia akan berpidato di Majelis Umum PBB minggu depan.
Sementara itu, pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Jumat (20/9), utusan Lebanon dan Israel bentrok, menyusul serangkaian serangan Israel di Lebanon yang menyasar kelompok militan Hizbullah.
Berbicara pada upacara tersebut, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib memperingatkan bahwa tidak ada seorang pun di dunia yang akan selamat setelah ledakan pager dan walkie-talkie di negaranya.
“Jika serangan teroris ini tidak dikutuk oleh dewan Anda dan jika Anda tidak menyebutkan nama pelakunya, jika Anda tidak menghentikan pelakunya, kutuk dia dan paksa dia untuk menghentikan agresi, kredibilitas dewan hukum internasional dan hukum hak asasi manusia ini . dipertaruhkan,’ katanya.
Setidaknya 37 orang tewas dalam serangan minggu ini yang menargetkan perangkat komunikasi milik anggota Hizbullah, termasuk beberapa anak-anak, dan lebih dari 3.000 orang terluka.
Duta Besar Israel Danny Danon menanggapi hal ini dengan mengkritik Bou Habib karena tidak menyebut Hizbullah yang didukung Iran dalam pidatonya.
Dalam pidatonya di depan dewan, Danon menuduh Hizbullah melanggar hukum internasional. Meskipun Israel tidak menginginkan konflik regional yang lebih luas, Israel tidak akan membiarkan kelompok tersebut melanjutkan apa yang disebut “provokasi”, katanya.
(CNN/fra)