Jakarta, Pahami.id —
Israel melancarkan serangan darat sekolah Abu Husein di Jabalia, Gaza utara pada Kamis (17/10) waktu setempat. Serangan itu menewaskan 28 orang termasuk anak-anak.
Sekolah tersebut diubah menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil yang mengungsi akibat invasi brutal Israel. Kamp pengungsi tersebut dikelola oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Pejabat Kementerian Kesehatan Palestina, Medhat Abbas mengatakan, selama dua pekan Israel terus membombardir wilayah tersebut melalui serangan darat.
“Tidak ada air untuk memadamkan api. Tidak ada apa-apa. Ini adalah pembantaian. Warga sipil dan anak-anak terbunuh, dibakar di bawah tembakan,” kata Abbas seperti dikutip Al Jazeera.
Israel mengklaim serangan itu menargetkan pejuang Hamas dan Jihad Islam Palestina. Namun klaim tersebut tidak disertai bukti kuat.
Tentara Israel mengklaim para pejuang tersebut beroperasi dari dalam sekolah Abu Hussein, yang pernah menjadi tempat perlindungan bagi para pengungsi.
Hamas membantah tuduhan Israel tanpa bukti. Mereka membantah menggunakan sekolah yang dikelola UNRWA sebagai basis.
Dalam pernyataannya, Hamas mengatakan klaim tersebut hanyalah kebohongan untuk membenarkan genosida Israel.
Serangan terhadap sekolah tersebut membuat jumlah tempat penampungan dan pusat pengungsian yang menjadi sasaran Israel menjadi 192 sejak perang dimulai lebih dari setahun yang lalu.
Serangan itu juga terjadi bersamaan dengan memburuknya situasi kesehatan di Gaza utara, tempat tinggal sekitar 400.000 warga Palestina.
(pta)