Berita Hamas Sebut Diskusi Gencatan Senjata dengan Israel Tak Ada Progres

by


Jakarta, Pahami.id

Osama Hamdan, perwira senior kelompok tersebut Hamaskata diskusi tentang gencatan senjata di Semenanjung Gaza oleh Israel tidak ada kemajuan.

“Kami masih siap membahas secara positif setiap usulan gencatan senjata yang dapat mengakhiri perang,” kata Osama Hamdan dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, yang dilansir AFP, Sabtu (29/6).


Hamas dengan tegas mengatakan kesepakatan apa pun harus mengakhiri perang di Gaza. Selain itu, mereka ingin Israel meninggalkan wilayah tersebut.

Kelompok tersebut, kata Hamdan, juga akan menerima kesepakatan dengan Israel dari Negara Zionis yang menyetujui pembebasan sandera masing-masing.

Sementara itu, Israel hanya akan menerima gencatan senjata sementara hingga Hamas lenyap dari Gaza.

Hal inilah yang membuat kesepakatan gencatan senjata antara kedua belah pihak menjadi sulit.

[Gambas:Video CNN]

Hamdan menyalahkan Amerika Serikat karena menekan Hamas untuk menerima persyaratan Israel.

“Sekali lagi, Hamas siap menghadapi secara positif setiap proposal yang menjamin gencatan senjata permanen, penarikan komprehensif (Israel) dari Jalur Gaza, dan perjanjian pertukaran (sandera) yang serius,” tegas Hamdan.

Pembahasan mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza telah dilakukan beberapa kali. Namun resolusi gencatan senjata selalu gagal.

Mei lalu, Presiden AS Joe Biden menyampaikan proposal gencatan senjata yang menyerukan Hamas dan Israel untuk menghentikan pertempuran selama enam minggu dan membebaskan sandera.

Proposal tersebut juga mencakup upaya untuk merundingkan gencatan senjata permanen jika gencatan senjata enam minggu berhasil. Namun wacana ini ditentang keras oleh Israel.

Israel tidak menyetujui penghentian permusuhan sepenuhnya karena ingin melenyapkan Hamas sepenuhnya. Padahal, menurut pejabat AS, Israel sudah menyetujui usulan tersebut sebelum Biden mengusulkannya.

Sementara itu, Hamas menyambut baik usulan tersebut. Namun menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Hamas mengusulkan beberapa perubahan yang akhirnya membuat proses perundingan terhenti karena lamanya penantian persetujuan Hamas.

Hingga saat ini agresi Israel terhadap Palestina telah berlangsung lebih dari 8 bulan. Selama invasi brutal ini, lebih dari 38 ribu warga sipil tewas, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

(pra)