Jakarta, Pahami.id –
Hamas telah mengeluarkan daftar nama tebusan Israel diharapkan akan dirilis hari ini, Sabtu (2/15). Perkiraan rilis mereka juga merupakan tanda negosiasi dalam fase dua -truk.
Sandera akan dilepaskan, Alexander Trufanov, Sagui Dekel Chen, dan Yair Horn. Mereka akan dikonversi menjadi 369 warga Palestina yang ditahan oleh Israel.
Dalam rilis resmi, Hamas menekankan kesinambungan implementasi perjanjian sesuai dengan apa yang disetujui kedua pihak.
“Termasuk pertukaran tahanan sesuai dengan jadwal yang ditentukan,” kata Hamas pada hari Kamis (13/2) Al Jazeera.
Juru bicara Hamas Abdul Latif Al Qanoua juga mengkonfirmasi bahwa mereka akan membebaskan tahanan pada hari Sabtu jika Israel mematuhi gencatan senjata.
“Pekerjaan [Israel] Telah melanggar perjanjian beberapa kali, baik dengan mencegah pengungsi atau mencegah bantuan kemanusiaan masuk, “kata Al Qanoua.
Dia kemudian menekankan “jika Israel tidak mematuhi ketentuan perjanjian, proses mengubah penahanan tidak akan terjadi.”
Sementara itu, Israel mengatakan bahwa perantara gencatan senjata akan menerapkan protokol mulai Kamis pagi dan mengizinkan peralatan konstruksi dan perumahan untuk memasuki Gaza.
Menurut beberapa laporan media Israel, pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang bernegosiasi untuk tahap kedua gencatan senjata setelah Hamas mengatakan akan melepaskan sandera.
Namun, menurut Al Jazeera Negosiasi hanya fokus pada bagaimana membebaskan sisa sandera Israel dan tidak harus dimaksudkan untuk mengakhiri invasi atau membangun kembali Palestina.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya meminta Israel untuk membatalkan perjanjian gencatan senjata jika Hamas tidak merilis sandera pada 15 Februari.
“Menurut pendapat saya, jika semua sandera tidak dikembalikan pada hari Sabtu pukul 12:00, saya akan mengatakan, cukup batal dan biarkan kekacauan terjadi,” kata Trump kepada kru media di ruang oval minggu lalu, mengutip CNN.
Hamas telah mengumumkan bahwa ia akan menunda rilis tebusan yang dijadwalkan akan dirilis hari ini.
Juru bicara sayap brigade Hamas Al Qassam Abu Ubaida mengatakan penundaan itu dilakukan ketika Israel melanggar gencatan senjata.
Pelanggaran ini termasuk menunda pengembalian pengungsi ke Gaza Utara, menargetkan penduduk dengan tembakan, dan tidak mengizinkan bantuan dalam semua bentuk.
Hamas dan Israel sepakat bahwa gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari. Perjanjian tersebut mencakup pertukaran tahanan dan sandera, penarikan tim Israel dari Gaza, sampai lebih banyak bantuan akan memasuki wilayah tersebut.
(Isa/Chri)