Daftar Isi
Jakarta, Pahami.id –
Konfirmasi Hukum Nasional Indonesia (Ditemukan) pada 20 Maret 2025 diikuti oleh gelombang demonstrasi Di berbagai wilayah. Tindakan publik masih diadakan hingga 23-24 Maret. Tindakan yang berlangsung sampai malam itu diwarnai oleh tindakan menindas polisi.
Cnnindonesia.com Merangkum demonstrasi yang terjadi.
Daftar Isi
Miskin
Mata uang terjadi ketika demonstrasi terjadi di Malang, Jawa Timur, Minggu (3/23). Titik aksi didasarkan pada gedung DPRD Kota Malang.
Lusinan peserta tindakan dilaporkan telah menjadi korban kekerasan pihak berwenang. Mereka terluka dan dirawat di beberapa rumah sakit. Ada juga empat orang yang masih dinyatakan hilang.
Koordinator pasca yang malang dari Daniel Siagiian menyatakan bahwa setidaknya ada lusinan tindakan massa yang terluka. Salah satunya terluka parah.
“Terlepas dari cedera inventaris kami, ada lusinan inventaris, dan ada 1 korban yang terluka parah atas nama NH di rumah sakit, rahang dan gigi retak karena benda tumpul,” kata Daniel pada hari Senin (3/24).
Selain cedera, ada juga enam orang yang dinyatakan kehilangan kontak. Dua dari mereka ditemukan dan sedang diperiksa di Malang Mapolresta, sementara empat lainnya masih belum dapat dijangkau.
Kepala Unit Investigasi Kriminal dari Komisaris Polisi Malang Muhammad Saleh mengakui bahwa partainya menahan enam orang dalam aksi tersebut.
Dia mengatakan penangkapan itu dilakukan karena enam orang diduga menghancurkan fasilitas dan terluka oleh pihak berwenang. Mereka dibawa ke Malik Mapolresta untuk dipertanyakan.
Dari enam, satu dari mereka adalah seorang siswa, dua siswa di bawah umur, dan yang lainnya diidentifikasi sebagai siswa yang telah menyetujui studi mereka.
“Ada enam orang, karena ada korban yang jelas dan benda -benda rusak yang terjadi dalam insiden itu serta teman -teman korban, sehingga mereka masih dijamin, dan kami melakukan ujian,” kata Sholeh kepada kru media pada hari Senin.
Dalam KUHP (Kuhap), tidak ada aturan tentang ‘keamanan’ atau ‘dijamin’ sebagaimana dimaksud.
Surabaya
Demonstrasi di Surabaya, Jawa Timur, berpusat di depan Gedung Negara Bagian Grahadi pada hari Senin (3/24). Orang -orang yang menyebut diri mereka bagian depan anti -millitarisme menutup jalan gubernur di depan kediaman resmi Gubernur Jawa Timur.
Sekretaris Federal -Jenderal Komisi untuk Kehilangan dan Kekerasan (Kontras) Andy Irfan mengatakan bahwa undang -undang TNI yang telah disetujui oleh DPR adalah bentuk batas fungsi militer.
“Tinjauan hukum materi dalam materi adalah bentuk dualitas fungsi militer karena mengembalikan kesempatan bagi TNI untuk masuk ke kontrol publik,” kata Andy.
Sementara itu, pengacara publik Surabaya Jauhar Kurniawan menekankan masalah usia pensiun dan kekuatan cyber -supervision dalam hukum.
Petugas tinggi, yang awalnya pensiun pada usia 58, direvisi hingga 62 tahun. Perubahan ini dianggap memiliki potensi untuk mengganggu sistem staf TNI berlebih dengan jumlah petugas aktif.
“Ini berarti bahwa posisi struktur dalam tubuh tidak sebanding dengan jumlah staf aktif.
Dalam demonstrasi, publik membawa delapan poin permintaan. Ini termasuk menolak tinjauan hukum TNI, menolak pengembangan tugas TNI di dunia publik, menolak penambahan kekuatan TNI di bidang operasi militer selain perang, terutama di dunia maya; dan mendesak perintah provinsi untuk larut.
Setidaknya 40 orang ditangkap oleh polisi selama demonstrasi. Dua jurnalis, Rama Indra (Rajatim) dan Wildan Pratama (Suara Surabaya) Dilaporkan menjadi korban kekerasan.
Keahlian
Sejumlah siswa yang merupakan anggota gerakan publik (GEMA) mengadakan demonstrasi untuk menolak undang -undang TNI yang baru disetujui. Tindakan ini berbasis di Pusat Kalimantan DPRD, Palangkaraya, Senin (3/24) sore.
Massa aksi yang menurunkan bendera merah dan putih di halaman DPRD hanya setengah pilar.
Awalnya, tindakan saling mendorong terjadi antara polisi dan publik. Kutipan DetikMassa aksi mendorong pintu masuk melalui pintu kiri. Namun, mereka tidak dapat menembus, mereka pindah ke pintu kanan gedung DPRD.
Akhirnya, publik berhasil mematahkan pagar dan memasuki gedung DPRD. Mereka kemudian menurunkan bendera merah dan putih untuk hanya mengibarkan setengah pilar pada Senin malam.
Ntt
Sementara itu, sebuah demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan siswa menolak undang -undang TNI di Kupang, NUSA Timur Tenggara (NTT), ditandai oleh kerusuhan antara beberapa pegawai negeri sipil yang tidak bertanggung jawab (ASN) NTT DPRD dan pengunjuk rasa pada hari Senin (3/24).
Massa siswa yang berhasil memasuki halaman NTT DPRD dan mendekati bangunan perwakilan rakyat disambut dengan lemparan dan tembakan dari yang dicurigai ASN.
Berdasarkan pemantauan lokasi, ratusan siswa saling mengarahkan dengan polisi yang menghalangi ratusan orang di House of DPD.
Tindakan penolakan terjadi sekitar pukul 13:30 pagi. Publik akhirnya menolaknya setelah masuk ke pagar lusinan petugas polisi.
Setelah itu, para siswa melanjutkan ke lobi lantai dua acara untuk bertemu dengan ketua NTT Emilia Nomleni. Namun, ketika dia tiba di lobi, manuver siswa benar -benar menerima hambatan dari apa yang dikatakan beberapa orang di Sekretariat Dewan (Setwan).
ASN juga mengambil barang dari lantai dan mengejar koordinator tindakan yang mencoba mengurangi kemarahan siswa. Koordinator tindakan tersebut dilanggar oleh barang oleh ASN.
Kepulauan Riau
Ratusan siswa dari kelompok Tanjungpinang-Bintan Cipayung Plus mengadakan demonstrasi di gedung DPRD Kepulauan Riau pada hari Senin (3/24).
Anggota DPRD bertemu dengan massa aksi di depan gedung perwakilan rakyat.
Demonstrasi juga menuntut amandemen terhadap undang -undang yang disetujui pada pertemuan Pleno DPR minggu lalu.
Dalam tindakan ini, publik membawa replika Pocong, spanduk penolakan hukum dan poster yang bertuliskan “Cokelat memiliki pakde dan pemberi pinjaman memiliki Gemoy”.
“Kami berharap penghargaan Kepulauan Riau akan mendukung masyarakat untuk menolak tinjauan hukum,” kata Gabran Rinaldi Hutahuruk sebagai koordinator lapangan.
Bandung & Sukabumi
Di Jawa Barat, tindakan menolak undang -undang TNI terjadi di Bandung dan Sukabumi.
Untuk Bandung, sekelompok mahasiswa dari University of Muhammadiyah Bandung dan Universitas Islam Kepulauan terlibat dalam demonstrasi.
Kutipan dari DetikMisa siswa memberikan pidato dengan mengatakan bahwa tentara dikembalikan ke Barak. Mereka juga membakar ban sebagai bentuk protes terhadap ratifikasi hukum.
Dalam tindakan ini, massa siswa menuntut agar konfirmasi undang -undang dibatalkan karena ditakuti untuk mengaktifkan kembali fungsi militer.
“Ratifikasi tampaknya sedang terburu -buru dan kemarahan,” kata John, salah satu siswa.
Selama demonstrasi Sukabumi terjadi di depan gedung DPRD Kota Sukabumi.
Pada awalnya itu berjalan dengan aman, tetapi kekacauan terjadi ketika ada bagian dari massa pengunjuk rasa yang melempar cat pada pihak berwenang.
Situasinya panas sampai polisi menembakkan meriam air untuk membubarkan kerumunan.
Dalam tindakan ini, ratusan siswa mengambil jalan untuk menyuarakan tuntutan mereka pada kebijakan pemerintah yang dianggap tidak mendukung rakyat. Demonstrasi dilakukan sebagai bentuk protes terhadap berbagai kebijakan terkait dengan TNI, demokrasi dan transparansi pemerintah.
“Melihat situasi terakhir, ketika hukum digerakkan oleh pihak berwenang, hanya ada satu kata: lawan!,” Berteriak di tengah aksi.
(Ryn/tsa)