Daftar Isi
Jakarta, Pahami.id –
Sejumlah kasus dikatakan gangguan Dokter melakukannya pada pasien atau keluarga pasien yang terikat pada beberapa area baru ini.
Kementerian Kesehatan kepada Dewan Kesehatan Indonesia (KKI) juga mengambil tindakan terhadap kekerasan seksual yang dikatakan dokter kepada pasien.
Di RSHS Bandung, pelakunya adalah anestesi dokter untuk Fakultas Medis Fakultas Pendidikan Spesialis (PPD), Universitas Kedokteran.
Kemudian di Garut, gangguan itu dilakukan oleh dokter kandungan dengan MSF Initial. Saat berada di Malang, seorang pasien dengan inisiatif awal Qar diduga dilakukan oleh seorang dokter dengan inisial AY.
Cnnindonesia.com Merangkum beberapa kasus di beberapa bidang ini:
Kasus di bandung
Pendeta pemenang penghargaan dari anestesi PPDS di RSHS Bandung diduga memperkosa salah satu keluarga pasien dengan inisial FH.
Polisi telah menamai protein sebagai tersangka. Dia melakukan tindakan jahatnya dengan membiayai mangsanya.
Selain FH, polisi telah mengklaim telah memeriksa dua orang yang diduga korban prianya. Masing -masing berusia 21 dan 31 tahun.
Kedua korban adalah pasien Dershs Bandung. Insiden itu terjadi pada 10 dan 16 Maret 2025.
“Mode ini mirip dengan analisis anestesi dan yang kedua adalah tes alergi obat -obatan,” kata direktur Komisaris Investigasi Kejahatan Polisi Surawan Jawa Surawan beberapa waktu lalu.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membeku selama satu bulan anestesi PPDS FK Unpad dan Rshs Bandung setelah kasus ini.
Meskipun Dewan Kesehatan Indonesia (KKI) dan Dewan Disiplin Profesional (MDP) telah membatalkan sertifikat pendaftaran (STR) yang telah menjadi tersangka.
Kasus Dokter di Garut
Polisi telah menetapkan dokter kandungan di Garut, Jawa Barat, Shaafril Firdaus (MSF) sebagai tersangka dalam kasus pelecehan seksual.
Sebelumnya, di media sosial yang mengedarkan video tentang dugaan pelecehan seksual seorang wanita selama pemeriksaan ultrasound.
Dalam video yang beredar, dokter terlihat memeriksa konten pasien. Tetapi ketika memeriksa, tangan dokter diduga memegang dada korban.
Setelah penyelidikan, MSF segera ditangkap oleh pangkat polisi Garut.
Polisi mengatakan MSF telah dipraktikkan di wilayah Garut sejak tahun 2023. Diduga pelecehan seksual terjadi pada tahun 2023-2024.
Dari penyelidikan sementara, telah mengungkapkan bahwa dokter kandungan menarik USG gratis kepada korban. Layanan ini disediakan oleh dokter di klinik di Garut secara pribadi tanpa dicatat dalam daftar buku pasien.
“Beberapa ditawari USG gratis atau layanan lainnya,” kata Kepala Polisi Garut Akbp M Dawn Gemasuk.
Polisi mengatakan MSF juga mencoba memperkosa pasien pada Maret 2025.
KKI juga menonaktifkan MSF STR setelah kasus ini. Penonaktifan menunggu proses investigasi polisi.
Kasus Dokter di Malang
Seorang wanita di Kota Malang, Jawa Timur, Qar, adalah korban pelecehan seksual yang dikatakan dokter kepada inisial.
Penasihat hukum Qar, Satria Marwan, mengatakan insiden itu dialami oleh kliennya di Rumah Sakit Private Persada.
“Insiden itu terjadi pada bulan September 2022, ia pergi ke liburan yang tidak menguntungkan dan kemudian sakit dan datang ke rumah sakit swasta terbaik menurut Google,” kata Satria, Kamis (4/17).
Awalnya, korban mengklaim mengeluh pada sinusitis dan vertigo parah. Dia juga memeriksa dirinya ke ruang gawat darurat rumah sakit pada tanggal 26 September di pagi hari.
Dia kemudian dijalankan oleh Dokter IGD dengan inisial AY. Dokter kemudian muncul untuk meminta nomor telepon korban dengan alasan mengirimkan hasil pemeriksaan medis pasien.
Ketika kembali dari rumah sakit, pada hari yang sama, dokter tiba -tiba mengirim pesan dari pemeriksaan kesehatan. Korban terkejut mengapa membuka nomor rumah sakit resmi yang melaporkannya.
Setelah insiden itu, AY terus mengirim pesan kepada pelanggannya. Ini tidak terkait dengan masalah memeriksa korban.
Namun, kesehatan korban belum membaik. Qar akhirnya harus pergi ke rumah sakit di ruang VIP di rumah sakit swasta untuk 27-28 September.
Di sinilah AY diduga melakukan tindakan. Dia pergi ke Qar yang sendirian di Ruang VIP Rawar. Meskipun dia adalah seorang dokter darurat, dia bukan dokter yang bertanggung jawab untuk merawat Qar pada waktu itu.
“Pelecehan yang dikatakan telah terjadi pada 27 September, dia berada di ruang VIP sendirian dan dokternya mengenakan pakaian kasual karena dia mungkin tidak bertugas,” katanya.
Sementara di ruangan tempat Qar dirawat, AY didakwa meminta korban untuk melepas pakaian pasiennya, karena ia akan melakukan pemeriksaan menggunakan stetoskop.
“Korban terkejut dan tidak mengerti apa yang harus dilakukan.
Pada saat itu, AY kemudian melepaskan ponselnya dan didakwa memotret tubuh korban. Qar curiga dan ditegur, tetapi diduga dia menjawab pesan WhatsApp temannya.
“Korban percaya bahwa pada waktu itu pelaku mengambil gambar di area dada, pelanggan saya segera menutup pakaian mereka dan menyuruh dokter untuk beristirahat karena kelelahan,” katanya.
Sementara itu, Pengawas Hubungan Masyarakat Persada Persada Sylvia Kitty tidak menolak dugaan insiden itu.
“Tentang berita kami telah mengkonfirmasi bahwa orang yang dimaksud (Dokter AY) adalah seorang dokter di Rumah Sakit Persada,” kata Sylvia.
Dia mengatakan rumah sakit Persada telah mengambil langkah -langkah dengan menolak AY sejenak, mempelajari kasus ini.
Dewan Kesehatan Indonesia (KKI) menyatakan bahwa ia segera mengikuti kasus ini.
Ketua KKI Arianti Anaya mengakui bahwa dia masih menjelajahi kasus ini. Namun, ia menduga kasus ini mirip dengan penemuan KKI di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
(Yoa/anak -anak)