Berita Duka Pemilu 2024, Pengawal Suara Mengantar Nyawa

by
Jakarta, Pahami.id

Pemilu 2024 membawa kesedihan. Perayaan politik lima tahunan yang dijuluki pemerintah sebagai ‘partai demokrasi’ ini nyatanya telah memakan banyak korban jiwa.

Kamis (15/2) pagi, Aliyah yang sedang tidur mendadak kaget mendengar kabar putra bungsunya, Ahmad Julfi. Pria berusia 23 tahun itu mengalami kecelakaan saat menjabat sebagai Kelompok Pengelola Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2024.

Aliyah masih lemah saat diminta membawa identitas Julfi ke RSUD Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di sana, putranya tidak dirawat oleh tim medis. Ibu berusia 55 tahun itu bergegas menemui putranya.


“Dia bilang, ‘Aduh, Julfi sudah tidak tahan lagi, Bu. Dia sudah tidak tahan lagi. Dadanya sakit’. Benar, darahnya sudah sampai ke wajahnya,” ucap Aliyah menirukan ucapan terakhir Julfi di hadapannya. mengambil napas terakhirnya.

<!–

ADVERTISEMENT

/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>

Julfi merupakan anggota KPPS yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 066 Kebon Kacang, Tanah Abang. Ini bukan pengalaman pertamanya, karena ia juga pernah menjadi petugas KPPS pada Pemilu 2019.

Rekan TPS Julfi, Rohani (39) bercerita. Malam menjelang hari pemungutan suara Pilkada 2024, hujan turun di kawasan itu pada Selasa (13/2). Situasi ini membuat KPPS harus bekerja lebih keras. Mereka memastikan tidak ada tenda yang bocor saat menyiapkan administrasi dan peralatan lainnya.

Kata Rohani, seharusnya mereka istirahat malam itu, namun waktu tidur mereka dimanfaatkan untuk penertiban TPS. Sekalipun mereka mencari nafkah sepanjang hari. Termasuk Julfi yang sehari-harinya bekerja sebagai asisten toko minimarket.

Malam sebelum pencoblosan, Julfi tidur di posko dekat TPS. Rohani membangunkan Julfi sekitar jam lima pagi. Mereka bersiap membuka TPS, mengelap meja dan kursi, serta mengumpulkan logistik pemilu.

Aliyah memperlihatkan foto mendiang putranya, Ahmad Julfi, yang tersimpan di ponselnya. (Pahami.id/Poppy Fadhilah)

Proses pemungutan suara di TPS 066 berjalan lancar hingga pukul 13.00 WIB. AJK kemudian melanjutkan proses penghitungan suara. Terdapat 205 Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tercatat di sana, namun hanya 166 warga yang menggunakan hak pilihnya di TPS.

Kegiatan KPPS di TPS berlanjut hingga dini hari. Mereka hanya beristirahat untuk makan dan berdoa. Selepas pukul tiga dini hari, proses penghitungan ulang suara di TPS berakhir tanpa kendala berarti.

“Karena hujan, gimana? Kita capek. Maksudnya harus ulang ya? Makin banyak saksi yang minta rekap C1 ya? Iya, harus banyak salinannya,” kata Rohani.

Julfi mengaku lelah kepada Rohani, sesaat sebelum memaparkan logistik pemilu, Kamis dini hari. Meski lelah, ia tetap berangkat mengantarkan kotak suara dari TPS menuju Gelanggang Olah Raga (GOR) Kecamatan Tanah Abang.

“Waktu akhirnya mau melahirkan, ‘capek bu’ katanya. ‘Iya. Kuat nggak? Pelan-pelan ya’ kataku,” kata Rohani merenungkan keluh kesah Julfi.

Pukul 03.30 WIB, Julfi berangkat untuk menyerahkan kotak suara DPRD Provinsi bersama Randi, anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) TPS. Mereka mengendarai sepeda motor dengan kotak suara di pangkuannya di tengah. Anggota KPPS lainnya termasuk Rohani juga mengirimkan kotak suara dengan menggunakan sepeda motor.

Baru berjalan sekitar 600 meter, tepat di depan Rumah Pangsa Tanah Abang di Jalan KH Mas Mansyur, Julfi mengalami kecelakaan. Wajahnya berlumuran darah. Randi pun mengalami luka serius di bagian tangannya. Sedangkan kotak suara yang dibuang ke seberang jalan, rusak.

Kerja Keras KPPS, Penjaga Demokrasi Rakyat yang SebenarnyaRohani, anggota KPPS 066 Kebon Kacang, Tanah Abang menceritakan keluhan Julfi. (Pahami.id/Poppy Fadhilah)

Rohani mendengar suara tabrakan dan menoleh untuk melihat siapa yang mengalami kecelakaan. Namun, dia tidak mengenali korban kecelakaan itu sebagai Julfi. Ia juga tidak melihat kotak suara di dekat lokasi tersebut.

“Wajahnya berlumuran darah. Jadi saya tidak mengenalinya. Saya lihat (korban) kejang-kejang di lokasi,” kata Rohani.

Warga berkumpul untuk membantu para korban di lokasi kejadian. Rohani kemudian melanjutkan perjalanan menuju GOR karena mengira seluruh rombongan sudah menunggu di sana.

Sesampainya di GOR, Julfi sudah tidak terlihat. Tak lama kemudian, ada kabar melalui telepon bahwa Julfi mengalami kecelakaan. Konsentrasi rusak. Ketua KPPS, Sutamaji mengambil kotak suara di TKP. Beberapa anggota mengamankan kotak suara di GOR. Sementara yang lain melihat kondisi Julfi.

Dalam duka, kertas suara harus dilestarikan. Proses pemilu harus tetap berjalan apapun kondisinya.

Korban diabaikan

Kabar kecelakaan Julfi pun sampai ke TPS berikutnya. Salah satu anggota KPPS TPS 067, Bambang bercerita tentang kecelakaan yang menimpa sepupunya.

Saat itu Bambang sedang membersihkan TPS usai mengantarkan logistik. Tiba-tiba korban Randi datang membawa ojek on line (ojole).

“Dia teriak ‘Tolong tolong, lengan saya patah’. Saya tanya kecelakaannya di mana? ‘Di depan’ katanya,” kata Bambang.

Bambang langsung mendatangi lokasi kejadian bersama Ketua TPS 067. Di sana warga sudah berkumpul, namun korban kecelakaan sudah tiada. Bambang mendapat informasi korban kecelakaan sudah dibawa ke rumah sakit.

Di rumah sakit, Bambang mendapat penjelasan dari dokter bahwa kecelakaan tidak ditanggung BPJS. Saat itu, Julfi juga tidak langsung mendapat perawatan karena tidak membawa kartu identitas untuk proses administrasi pendaftaran.

Bambang kemudian kembali ke rumah untuk mencari berkas identitas korban sekaligus memberi tahu ibu Julfi, Aliyah.

Setelah administrasi selesai, Julfi dirawat oleh tim medis. Korban menemui ibunya dan mengucapkan kata-kata terakhirnya. Namun nyawa Julfi tak tertolong di rumah sakit.

Tujuh hari kemudian, jalan depan rumah Julfi diubah menjadi dapur darurat oleh warga sekitar. Para ibu bekerja sama memasak untuk memperingati tujuh hari kematian Julfi.

Rohani mengatakan, kompensasi dari KPU Indonesia belum diterima. Keluarga saat ini sedang memproses dokumen untuk mengajukan kompensasi.

Ditemui terpisah, Ketua Panitia Pemilihan Kabupaten (PPK) Tanah Abang, Ahmad Syahrizal mengatakan pihaknya turut menyayangkan kepergian Julfi.

Syahrizal pun mengatakan pihaknya telah memberikan kompensasi kepada Julfi. Soal ganti rugi dari KPU Indonesia masih dalam proses.

“Kami jaga haknya,” kata Syahrizal.

Kerja Keras KPPS, Penjaga Demokrasi Rakyat yang SebenarnyaKondisi kotak suara yang dibawa Julfi dan Randi pascakecelakaan di Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Pahami.id/Poppy Fadhilah)

Dikatakannya, kecelakaan yang menewaskan Julfi ini meninggalkan trauma bagi anggota KPPS TPS 066. Kotak suara yang dibawa korban masih terbungkus plastik dengan beberapa bagian robek.

“Kotaknya kita abadikan. Ada. Orangnya meninggal, kotaknya hancur, tapi tidak merusak surat suara atau apa pun,” kata Syahrizal.

Baca halaman selanjutnya: Puluhan Pejabat Pemilu Jatuh di 2024


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);