Berita Drama Jet Pribadi hingga Sebutan Mulyono di Akhir Kuasa Jokowi

by

Jakarta, Pahami.id

Joko Widodo (Jokowi) akan mengakhiri masa jabatan presiden pada 20 Oktober 2024. Berakhirnya masa jabatannya diwarnai sejumlah drama politik, mulai dari kegagalan revisi UU Pilkada hingga perpisahan dengan PDIP.

Di penghujung masa jabatan Jokowi, muncul isu terkait suksesnya keikutsertaan putra bungsunya, Kaesang Pangarep pada Pemilu Serentak 2024. Saat itu, Kaesang terkendala syarat minimal usia.

Bahkan, nama Kaesang sempat muncul di berbagai polling. Ia menduduki puncak survei Pilgub Jawa Tengah dan muncul sebagai pilihan di Pilgub DKI Jakarta.


Pada 21 Agustus 2024, DPR akan menguji UU Pilkada. Rapat digelar setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan 60/PUU-XXII/2024 dan nomor 70/PPU-XXII/2024.

Pemeriksaan dilakukan dengan sangat cepat. Hasil tinjauan tersedia dalam beberapa jam. Beberapa revisi juga bertentangan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi.

Salah satu yang menjadi ulasan adalah terkait nominasi Kaesang. UU Pilkada hasil revisi menetapkan batas usia minimal calon gubernur adalah 30 tahun dan batas usia calon walikota/bupati adalah 25 tahun pada saat resmi dilantik.

Pergerakan DPR membuat masyarakat geram. Gerakan “Peringatan Darurat” meledak di internet. Mahasiswa dan aktivis turun ke jalan. Sejumlah selebriti pun turut serta dalam aksi demonstrasi di DPR.

Karena mendapat tekanan kuat, DPR membatalkan peninjauan tersebut.

“Bahwa pada hari ini, 22 Agustus, Kamis pukul 10.00, setelah mengalami penundaan selama 30 menit, kami terkejut karena pengujian UU Pilkada tidak dapat dilakukan, artinya hari ini RUU Pilkada dibatalkan,” kata dia. Wakil Ketua. DPR, Sufmi Dasco Ahmad, di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (22/8).

Kaesang sudah tak punya peluang lagi untuk maju. Gabungan Indonesia Maju (KIM) menominasikan Ridwan Kamil-Suswono di Jakarta dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen di Jawa Tengah.

Kemunculan Mulyono

Gerakan Siaga Darurat dinilai sejumlah pihak merupakan bentuk rasa jijik masyarakat terhadap politik Jokowi. Revisi UU Pilkada yang pesat ditambah dengan perubahan aturan pencalonan Pilpres 2024 membuka jalan bagi putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, untuk menjadi calon wakil presiden.

Bermula dari momen Siaga Darurat, netizen mulai mengetahui berbagai hal tentang keluarga Jokowi. Salah satu yang dilakukannya adalah memanggil Jokowi dengan nama depannya, Mulyono.

Seruan Mulyono menjadi sasaran sasaran warganet di setiap perbincangan terkait Jokowi. Julukan ini pun dimanfaatkan massa Siaga Darurat untuk mengejek Jokowi.

PDIP dan sejumlah politisi penentang Jokowi juga menggunakan julukan Mulyono. Wakil Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi misalnya, menanggapi sindiran soal jalan rusak. Kata dia, jalan yang dimaksud sebenarnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

“Masalah infrastruktur. Infrastruktur yang Bobby sebutkan di perbatasan, itu jalan nasional. Itu jalan Jokowi yang masih belum selesai, Mulyono,” kata Edy usai pengundian nomor urut pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada acara tersebut. Mercure Hotel Medan, Selasa (24/9).

Setelah nama panggilan Mulyono santer digunakan, Kaesang dan Bobby pun ikut menggunakannya. Namun, mereka memanfaatkannya untuk bersenang-senang, bukan untuk mengolok-olok Jokowi.

Kaesang mengenakan rompi bertulisan Mulyono. Sementara itu, Bobby memperkenalkan dirinya sebagai keluarga Mulyono saat kampanye di Sumut.

“Saya di sini bersama istri saya, Bu Kahiyang Ayu Boru Siregar. Kemari, kemari. Ini Boru Siregar. Ini Bu Kahiyang Ayu Siregar. Ini putranya –apa kata orang sekarang– kami adalah anak-anak Mulyono.- mertua, kata orang sekarang,” kata Bobby di Tapanuli Selatan, Sabtu (28/9).

Tindakan keluarga Jokowi pun menjadi sorotan publik. Misalnya saja gaya hidup mewah yang ditampilkan Erina Gudono, menantu Jokowi.

Erina ditampilkan sedang makan kue brioche senilai US$25 di California bersama Kaesang. Ia juga mengunggah foto perjalanan ke Amerika Serikat menggunakan jet pribadi Gulfstream G650.

Salah satu momen yang mengejutkan adalah saat pelantikan Prabowo-Gibran di Kompleks Parlemen. Saat itu, kamera menyorot beberapa pejabat, anggota dewan dan hadirin menyambut mereka dengan tepuk tangan.

Kamera mengalihkan fokus ke Kaesang, Bobby Nasution, dan Kahiyang Ayu. Sapaan para anggota dewan dan hadirin adalah sorak-sorai “hoo”. Putra sekaligus menantu Jokowi hanya tersenyum ke arah kamera.

Pengamat politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai “Mulyono” merupakan bentuk kemarahan masyarakat Indonesia. Ia mengatakan masyarakat Indonesia memiliki budaya memberikan sanksi sosial dengan seruan aneh kepada orang yang dianggap bersalah.

“Tidak salah kalau orang bilang orang di Indonesia akhirnya tidak menyebut Jokowi, tapi Mulyono karena masyarakat merasa jijik dengan beliau. Umumnya di Indonesia, ketika kita tidak menyukai seseorang, maka akan muncul nama panggilan untuk orang tersebut,” kata Jamiluddin. . saat dihubungi. CNNIndonesia.comSelasa (17/12).