Makassar, Pahami.id –
Anggota Komisi e DPRD SULAWESI SelatanMahmud mengatakan bahwa siswa di 38 sekolah menengah di Sulawesi Selatan diancam karena tidak dapat belajar melalui jalur seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP) Sepulang sekolah tidak mengisi data siswa di basis data sekolah dan siswa (PDSS).
“Di Kota Makassar ada tiga, yaitu Negara Bagian SMA 17, SMK State 1 dan SMK State 2. Untuk semua Sulawesi Selatan, ada 38 sekolah sekunder/serupa,” politisi NASDEM Mahmud mengatakan kepada wartawan melalui telepon pada hari Rabu (5/2) .
Mahmud mengatakan bahwa dalam kaitannya dengan polemik, Kepala Komisi Sulawesi Sulawesi Sulawesi akan menelepon 38 sekolah untuk menjelaskan alasan data siswa yang tidak terdaftar dengan PDS.
“Kami akan menyebut semua ini sebagai bentuk pengawasan dewan, sehingga tidak diulang,” katanya.
Namun, Mahmud mengatakan partainya bersama dengan Kantor Pendidikan Sulawesi Selatan dan pemerintah Sulawesi Selatan sambil berusaha menemukan solusi terbaik untuk siswa sekolah menengah yang terancam punah yang tidak dapat belajar melalui rute SNBP.
“Melalui Sekretaris Regional di Provinsi Sulawesi Selatan, sebuah surat telah dikirim ke Kementerian Pendidikan, dan saya pikir ada tanggapan, bahwa mereka akan disampaikan, karena ini tidak hanya di Sulawesi Selatan, tetapi nasional,” jelasnya jelas .
Sebelumnya, siswa Sekolah Menengah Negara Bagian Makassar bersama dengan beberapa orang tua siswa mengadakan demonstrasi di Kantor Pendidikan Sulawesi Selatan, karena mereka tidak mengisi data siswa di sekolah dan database siswa (PDS).
Para siswa dipenuhi dengan petugas petugas kantor pendidikan Sulawesi Selatan, pada pertemuan siswa untuk menuangkan apa yang telah mereka hadapi selama tiga tahun. Namun, karena mereka tidak dicatat dalam PDS sehingga mereka terancam oleh tidak dapat belajar melalui jalur pemilihan nasional berdasarkan prestasi (SNBP).
“Dampak ini sangat sulit bagi kami, kami berbicara tentang mimpi dan harapan tetapi karena kelalaian sekolah yang seharusnya tidak menjadi penghalang bagi kami untuk membuat mimpi itu,” kata salah satu dari 17 siswa sekolah menengah ketika ia bertemu pejabat Sulawesi di selatan Sulawesi pada hari Rabu (5/2).
Secara terpisah, kepala sekolah Makassar 17 Sekolah Menengah Negeri, Abu Hanafi, mengakui bahwa sekolah sudah terlambat untuk mengisi data siswa di PDSS
“Dari sisi terakhir kami, saat ini kami mencoba dan mudah -mudahan kami bisa. Kami mencoba cara seperti itu sebelumnya,” kata Abu kepada Cnnindonesia.com.
Abu menjelaskan bahwa sekolah telah mengisi formulir data siswa di PDSS, tetapi sudah terlambat untuk mengunggah semua siswa Makassar kelas 17 siswa sekolah menengah hingga batas yang ditentukan, sehingga sekolah tidak dapat mengakses PDS.
“Pada saat ini, kami masih mencari cara terbaik untuk mengakses terlebih dahulu untuk mengunggah nilai, perlahan diunggah sampai waktu yang diberikan, batasnya adalah 31 kemarin, jika hari ini diperpanjang, jika hari ini kami memiliki unggahan nilai dengan daya izin dari Komite SPNB adalah apa yang kami tunggu.
Abu menyebutkan sekitar 145 siswa dari Makassar 17 Sekolah Menengah Negeri yang dicatat pada rute SNBP. Namun, sementara sekolah masih menunggu untuk mengakses PDS.
“Jika jumlah siswa dari 10 kelas adalah 360 siswa, maka ada 145 ilmu alam dan ilmu sosial, nilai yang tersisa kami tunggu karena akses ditutup kemarin. Masukkan akses dan kami diterima,” katanya.
(Mir/fra)