Jakarta, Pahami.id —
Kementerian Kesehatan (Kementerian Kesehatan) menegaskan dirinya tidak terlibat sama sekali dalam kasus Dekan Fakultas Kedokteran tersebut Universitas Airlangga (FK Unair) Budi Santoso yang dipecat diduga karena menolak rencana kedatangan dokter asing ke Indonesia.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Azhar Jaya mengatakan Kementerian Kesehatan tidak berwenang mengatur pemberhentian pimpinan di bidang akademik.
“Ini yang membuat kita bingung [kenapa dikaitkan]. “Saya kira ini masalah internal di Unair,” kata Azhar CNNIndonesia.comRabu (3/7) malam.
Azhar juga meminta agar polemik pemecatan tersebut ditanyakan langsung ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Unair.
“Jadi sekali lagi kami mohon untuk tidak dikaitkan dengan kejadian dengan dekan Unair,” ujarnya.
Terpisah, Budi Santoso membenarkan kabar pemberhentiannya dari jabatan Dekan FK Unair. Ia mengaku dipanggil Rektor Unair pada Senin (1/7) untuk dimintai keterangan.
Budi tak menampik, gugatannya berkaitan dengan pernyataannya di beberapa media terkait penolakan dokter asing di Indonesia.
“Ya. Proses saya disebut ada hubungannya dengan itu [pernyataan dokter asing],” kata Budi.
Budi pun mengaku tidak bisa berbuat banyak dan menerima keputusan Unair. Meski demikian, ia juga menilai penolakan terhadap rencana impor dokter asing juga diamini oleh rekan-rekannya yang lain.
Karena rektor adalah pemimpin saya dan ada perbedaan pendapat dan saya dinyatakan berbeda, maka keputusan diterima. Kalau saya menyuarakan hati nurani, kata Budi.
FK Unair sebelumnya sudah tegas menolak sinyal Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang akan mendatangkan dokter asing. Budi Santoso pun dengan tegas menolak wacana tersebut.
“Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju,” kata Budi Santoso saat ditemui detikJatim di Kampus A Unair, Kamis (27/6).
Budi pun yakin Fakultas Kedokteran yang berjumlah 92 orang di Indonesia mampu melahirkan dokter yang berkualitas. Bahkan, dia yakin kualitasnya tidak kalah dengan dokter asing.
“Saya kira semua dokter di Indonesia tidak rela dokter asing bekerja di sini, karena kami mampu menyediakan dan kami sendiri mampu menjadi dokter tuan rumah,” ujarnya.
Menanggapi penolakan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan alasan kuat Indonesia berencana mendatangkan dokter asing ke Indonesia adalah untuk menyelamatkan ribuan bayi penderita kelainan jantung bawaan.
Kata Budi, sedikitnya 12 ribu bayi di Indonesia menderita kelainan jantung bawaan. Sementara jumlah dokter yang mampu merawat atau mengoperasi pasien bayi tersebut hanya berkisar 6 ribu, sehingga 6 ribu bayi lainnya berpotensi meninggal karena tidak ditangani dengan baik.
Kedatangan dokter asing sebenarnya untuk menyelamatkan 6 ribu nyawa, kata Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/7).
Budi juga menegaskan, pemerintah sama sekali tidak berniat menciptakan fenomena dokter asing bersaing dengan dokter lokal. Ia meyakini dokter-dokter Indonesia juga memiliki kualitas dan kemampuan yang hebat.
(KHR/ISN)