Jakarta, Pahami.id –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump Tanda tangani perintah eksekutif yang menghilangkan ‘ideologi transgender’ dari militer. Ini berpotensi menjadi kemunduran besar bagi hak -hak lesbian, gay, biseksual, transgender, dan aneh (LGBTQ).
Dilaporkan Afppesanan ditandatangani pada hari Senin (1/27)/
“Untuk memastikan bahwa kami memiliki kekuatan pertempuran paling mematikan di dunia, kami akan menyingkirkan ideologi transgender dari tentara kami,” kata Trump pada pertemuan Kongres Republik di Miami.
Trump sebelumnya berjanji untuk memenuhi larangan militer transgender. Tetapi tidak jelas apa langkah -langkah tertentu yang akan diuraikan dalam aturan baru.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan perintah itu termasuk “penghapusan radikalisme gender di militer.”
Transgender Amerika telah menghadapi berbagai perubahan kebijakan yang terkait dengan dinas militer dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya Pemerintah Demokrat berusaha mengizinkan mereka melayani secara terbuka.
Militer AS membatalkan larangan militer transgender yang bertugas di angkatan bersenjata pada tahun 2016 di bawah kepemimpinan Presiden Barack Obama selama jabatan keduanya.
Di bawah kebijakan ini, militer transgender yang telah diizinkan untuk melakukannya di depan umum, dan penerimaan transgender dijadwalkan akan dimulai pada 1 Juli 2017.
Tetapi ketika Trump menjabat sebagai presiden AS pada periode pertamanya tahun 2017, Trump menunda kebijakan hingga 2018 sebelum akhirnya memutuskan untuk membalikkan kebijakan tersebut.
Trump mengklaim bahwa tentara transgender menyela, mahal, dan rusak oleh militer dan persatuan di antara tentara.
Selanjutnya, Joe Biden pada tahun 2021 mengizinkan transgender untuk memasuki militer AS. Dia mengatakan bahwa semua orang Amerika yang memenuhi kebutuhan untuk melayani harus dapat melakukannya.
Meskipun jumlah pasukan transgender di pasukan AS relatif kecil di sekitar 15 ribu lebih dari dua juta anggota layanan seragam, pemecatan mereka akan mengurangi kekuatan militer AS karena negara itu menghadapi kesulitan dalam merekrut anggota baru.
(Feb/dal)