Berita DK PBB Langsung Rapat usai Israel Serang Markas UNIFIL Lukai 2 TNI

by


Jakarta, Pahami.id

Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengadakan pertemuan segera setelah tentara Israel menyerang markas penjaga perdamaian PBB di Libanon (UNIFIL).

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengatakan pertemuan tersebut melibatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang terlibat.

DK PBB mengadakan pertemuan briefing untuk membahas situasi Timur Tengah pada malam tanggal 10 Oktober, kata Retno dalam keterangan video, Jumat (11/10).


Retno mengatakan pertemuan itu diadakan atas permintaan Perancis selaku pemegang isu Lebanon dan UNIFIL.


“[Pertemuan diadakan] “untuk merespons eskalasi konflik di Lebanon, khususnya serangan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL di wilayah garis biru netral,” ujarnya.

Berdasarkan pernyataan Wakil Kepala Perutusan Tetap Indonesia di New York, Hari Prabowo, Indonesia dalam kesempatan itu menyatakan bahwa serangan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan upaya teroris untuk menakut-nakuti misi UNIFIL dan masyarakat internasional.

Hari menegaskan, RI tidak menerima hal tersebut dan sebaliknya tidak akan pernah takut pada Israel.

Indonesia juga menyerukan “tindakan segera” untuk menanggapi pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang dilakukan Israel.

“Pelanggaran Israel yang terus menerus terhadap hukum internasional tanpa konsekuensi nyata merupakan masalah yang sangat memprihatinkan, melemahkan kredibilitas tatanan hukum internasional, dan melemahkan kredibilitas Dewan ini sendiri,” kata Hari.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga menegaskan dukungan penuhnya terhadap UNIFIL dan pasukan penjaga perdamaian PBB.

Meski terjadi serangan yang keterlaluan, Hari menekankan bahwa Indonesia tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan PBB, Komandan Pasukan UNIFIL, dan komunitas internasional untuk memastikan keberhasilan misi UNIFIL.

Pada Kamis (10/10), tentara Israel melancarkan serangan langsung ke markas pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon (UNIFIL) di Naqoura.

Serangan tersebut melukai dua anggota UNIFIL yang tergabung dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Indonesia mengutuk keras serangan yang melanggar hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701.

Indonesia mendesak semua pihak untuk menjamin rasa hormatnya tidak dapat dilanggar atau wilayah PBB yang tidak dapat diganggu gugat setiap saat dan dalam keadaan apa pun.

Naqoura terletak di bagian selatan Lebanon, di wilayah yang disebut garis biru atau wilayah netral. Pasukan penjaga perdamaian PBB berada di wilayah tersebut berdasarkan mandat Dewan Keamanan PBB untuk mendukung stabilitas keamanan Lebanon.

UNIFIL memiliki sekitar 10.000 penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon selatan. Sekitar 1.200 anggota UNIFIL merupakan prajurit TNI.

Terkait penyerangan tersebut, Israel mengaku telah melancarkan serangan di kawasan Naqoura.

Militer mengatakan serangan itu dilancarkan karena milisi Hizbullah “beroperasi dari dalam dan sekitar wilayah sipil di Lebanon selatan, termasuk wilayah dekat pos UNIFIL.”

(blq/dna)