Bandung, Pahami.id –
Gubernur Java Dedi Mulyadi Gubernur membuka suaranya pada kasus pemerkosaan yang dibuat oleh seorang dokter yang berada dalam pendidikan ahli di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung City, penghargaan.
RSHS adalah rumah sakit Kelas A yang merupakan referensi tertinggi (rumah sakit referensi teratas) di provinsi Jawa Barat. Mengutip dari halaman rumah sakit, RSHS juga merupakan rumah sakit referensi nasional dan rumah sakit pendidikan.
Dalam kasus dugaan pemerkosaan di RSHS, Priuna, yang merupakan mahasiswa PPDs anestesi yang tidak di -pad, dinobatkan sebagai tersangka. Dia juga menolak statusnya sebagai mahasiswa kampus.
Menurut Dedi, kasus ini dapat menyebabkan masalah kepercayaan di lembaga -lembaga pendidikan tinggi, terutama ilmu kedokteran.
“Saya mendengar bahwa ada aspek yang aman. Intinya bukan masalah, yang berarti kita harus membangun kepercayaan atau Memercayai Tinggi pada institusi -institusi pendidikan tinggi kemudian dunia medis, “kata Dedi, di Bandung pada hari Sabtu (12/4).
“Jadi hukumannya harus tegas dan keputusan harus dibuat dengan cepat dari perguruan tinggi, untuk apa? Karena itu adalah keyakinan,” kata Dedi.
Dedi juga berharap akan ada cara untuk mengevaluasi penerimaan asupan dokter. Ini mengharapkan acara berulang.
“Maka yang berikutnya adalah mengevaluasi asupan dokter Anda. Kami jujur, hari ini yang memasuki obat punya uang, hanya Smart yang tidak cukup,” katanya.
Sebelumnya, tersangka, Dokter PPDs Anesti yang tidak diwadai penduduk di RSHS telah memperkosa keluarga pasien di rumah sakit. Bukan hanya satu, berdasarkan investigasi polisi, ada korban lain dalam tindakan dokter penghuni anestesi.
Dalam melakukan tindakan, tersangka menggunakan mode anestesi korban sampai ia tidak sadar.
(CSR/KID/BAC)