Kelompok milisi Hizbullah di Lebanon selatan mempunyai persenjataan untuk melawan Israel.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan dalam pidatonya bahwa kelompoknya telah memperoleh senjata baru.
Dia tidak merinci jenis senjata baru tersebut. Namun, Nasrallah mengatakan senjata itu akan “muncul di tanah.”
Roket dan rudal serangan darat
Roket terarah merupakan bagian terbesar dari persenjataan rudal Hizbullah pada perang tahun 2006. Selama waktu itu, Hizbullah menembakkan sekitar 4.000 roket ke Israel, sebagian besar adalah roket Katyusha.
Katyusha adalah roket Rusia era Soviet yang memiliki jangkauan hingga 30 kilometer.
Nasrallah mengatakan perubahan terbesar pada persenjataan Hizbullah sejak tahun 2006 adalah perluasan sistem panduan presisinya.
Pada tahun 2022, dia mengatakan Hizbullah memiliki kemampuan di Lebanon untuk melengkapi ribuan roket dengan sistem panduan untuk mengubahnya menjadi rudal presisi.
Hizbullah memiliki beberapa roket Iran, termasuk Raad (bahasa Arab untuk Guntur), Fajar (Fajar) dan Zilzal (Gempa Bumi), yang memiliki muatan lebih kuat dan jangkauan lebih jauh dibandingkan Katyusha.
Roket yang ditembakkan Hizbullah ke Israel selama konflik Gaza antara lain rudal Katyusha dan Burkan (vulkanik) dengan daya ledak 300-500 kilogram.
Hizbullah juga memiliki roket Falaq 2 buatan Iran yang digunakan pertama kali pada 8 Juni. Roket ini mampu membawa hulu ledak yang lebih besar dibandingkan Falaq 1 yang digunakan di masa lalu.
Rudal anti-tank
Hizbullah menggunakan rudal anti-tank secara ekstensif dalam perangnya dengan Israel pada tahun 2006. Mereka kembali menggunakan roket berpemandu ini dalam konflik baru-baru ini.
Rudal anti-tank tersebut termasuk rudal Kornet buatan Rusia.
Hizbullah juga menggunakan rudal buatan Iran yang dikenal sebagai “al-Mas”, menurut laporan stasiun televisi Arab pro-Iran al-Mayadeen.
Sebuah laporan oleh Pusat Penelitian dan Pendidikan Alma Israel yang diterbitkan pada bulan April menggambarkan al-Mas sebagai senjata anti-tank yang dapat mencapai sasaran di luar garis pandang mengikuti lintasan melengkung, sehingga memungkinkannya menyerang dari atas.
Rudal tersebut merupakan bagian dari rangkaian senjata yang diproduksi Iran dengan merekayasa balik rangkaian rudal Spike milik Israel, menurut laporan tersebut.
Rudal ini disebut-sebut sebagai “produk utama” industri pertahanan Iran yang pernah dimiliki oleh Hizbullah.
Bersambung di halaman berikutnya…