Berita Daftar Kecelakaan Pesawat Sipil Gegara Kena Serangan Militer

by

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Pejabat pemerintah Azerbaijan membocorkan dugaan hasil awal penyelidikan awal penyebab jatuhnya pesawat tersebut Maskapai Penerbangan Azerbaijan pada Rabu (25/12).

Klaim semakin meningkat bahwa pesawat turbin jet Embraer 190 jatuh di dekat kota Aktau, Kazakhstan, akibat rudal permukaan-ke-udara Rusia.

Sejumlah sumber dari pemerintah Azerbaijan mengatakan kepada Euronews pada Kamis (26/12) bahwa rudal Rusia menjadi penyebab jatuhnya pesawat komersial tersebut.


Jika klaim ini terbukti benar, Azerbaijan Airlines sebenarnya bukanlah pesawat komersial pertama yang jatuh akibat serangan militer.

Sebab, sejak tahun 1973, beberapa pesawat komersial jatuh akibat diserang rudal militer.

Berikut daftar kecelakaan pesawat komersial akibat serangan militer yang dirangkum CNNIndonesia.com.

Maskapai Arab Libya (1973)

Sebuah Arab Airlines Boeing 727 yang terbang dari Tripoli, Libya ke Kairo, Mesir jatuh di Gurun Sinai pada 21 Februari 1973.

Sebanyak 211 penumpang dilaporkan tewas dalam insiden pesawat naas tersebut, sedangkan 4 lainnya berhasil selamat.

Militer Israel (IDF) mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Arab Airlines.

IDF mengaku sengaja menembak jatuh Boeing 727 tersebut karena sedang melintasi Gurun Sinai yang masih berada di bawah kendali Negara Zionis, katanya seperti dikutip. Al Jazeera.

Udara Korea (1983)

Sebuah Korean Air Boeing 747 ditembak jatuh oleh militer Rusia pada tanggal 1 September 1983 saat terbang di atas wilayah mereka di Pulau Sakhalin.

Pemerintah Rusia mengaku bertanggung jawab atas kejadian tersebut 5 hari setelah kejadian.

Tidak ada yang selamat dalam kejadian ini. Sebanyak 269 penumpang termasuk awak pesawat dilaporkan tewas di lokasi kejadian.

Air Iran (1988)

Airbus A-300 milik Iran Air juga menjadi salah satu pesawat komersial yang jatuh akibat serangan militer tersebut.

Pesawat tersebut dikabarkan jatuh di Teluk Persia tak lama setelah lepas landas dari Bandara Abbas, Iran saat terbang menuju Dubai, Uni Emirat Arab pada 3 Juli 1988.

Pesawat Airbus A-300 milik Iran Air jatuh setelah terkena dua rudal oleh militer Amerika Serikat.

Sebanyak 290 penumpang, termasuk 66 anak-anak, dinyatakan tewas dalam kecelakaan pesawat tersebut.

Sebagai bentuk tanggung jawabnya, AS memberikan dana sebesar USD 101,8 juta atau Rp 1,6 triliun sebagai kompensasi kepada para korban.

Meski begitu, AS tetap menolak meminta maaf kepada Iran. Karena mereka bersikeras tidak bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Maskapai Siberia (2001)

Sebuah Tupolev-154 Rusia milik Siberia Airlines dilaporkan jatuh di Laut Hitam pada 2 Oktober 2001 akibat terkena rudal.

Pesawat itu jatuh setelah meledak dalam perjalanan dari Tel Aviv ke Novosibirsk.

Sebanyak 78 orang, sebagian besar warga Israel, dilaporkan tewas dalam tragedi malang ini.

Seminggu kemudian, pemerintah Ukraina mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya Tupolev-154.

Mereka mengaku tidak sengaja menembak jatuh pesawat tersebut karena mengira itu adalah pesawat tempur musuh.

Pesawat kargo Belarusia Ilyushin II-76 (2007)

Pada tanggal 23 Maret 2007, sebuah pesawat kargo Ilyushin II-76 milik maskapai penerbangan Belarusia dilaporkan jatuh di Mogadishu, Somalia.

Dalam perjalanannya, pesawat tersebut membawa insinyur dan teknisi pesawat ke Belarus setelah memperbaiki beberapa pesawat Somalia.

Tidak ada yang selamat dalam kejadian ini. Sebanyak 11 orang, termasuk sang insinyur, dilaporkan tewas di lokasi kejadian.

Malaysia Airlines MH17 (2014)

Penerbangan Malaysia Airlines MH17 merupakan pesawat komersial terakhir dalam sejarah penerbangan yang terbukti jatuh akibat serangan militer.

Pada 17 Juli 2014, sebuah pesawat yang terbang dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur, Malaysia ditembak jatuh oleh rudal di Ukraina Timur.

Pemerintah Rusia dan kelompok separatis Ukraina saling menyalahkan dalam penyelidikan insiden tersebut.

Pemerintah Rusia menuduh separatis Ukraina bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat MH17.

Hal sebaliknya terjadi pada kelompok separatis Ukraina. Mereka pun menuding tentara Rusia sebagai dalang insiden tersebut.

Pada tahun 2019, jaksa Belanda menetapkan empat tersangka penyerangan, termasuk tiga mantan personel militer Rusia.

(gas/bac)