Jakarta, Pahami.id –
Kepala Pusat Informasi TNI (Kapuspen) Mayor Jenderal Kristomei Sianturi Dia mengatakan ada berbagai jenis peluru yang meledak selama pemindahan Cibalong, Garut Regency, Jawa Barat.
“Seperti yang kami terima, apa yang saya mendapat informasi adalah bahwa ini adalah berbagai amunisi,” kata Kristomei dalam sebuah wawancara dengan Pahami.id TVSenin (12/5).
“Ada MKK, MKB, amunisi kaliber besar, amunisi kaliber kecil, misalnya, seperti amunisi pistol, Amunisi S1, kaliber 5,56, 7,62.
Kristomei tidak menentukan jumlah peluru yang meledak ketika dia harus dihancurkan. Dia baru saja menyebutkan bahwa setiap peluru memiliki periode kedaluwarsa.
“Jika selama itu tidak digunakan dan telah melebihi durasi penggunaan, kedaluwarsa kebenaran harus segera dihancurkan, sehingga hal -hal tidak akan terjadi lagi karena mereka terlalu lama disimpan di gudang,” katanya.
Dua -bintang Jenderal memastikan bahwa peluru yang kedaluwarsa harus dihancurkan. Ini secara rutin merusak area Garut.
“Sekarang amunisi yang tidak digunakan, yang sudah ada di gudang kita, dapat ditempatkan di sana untuk menghancurkan atau meniup, karena jika tidak dihancurkan segera, itu benar -benar akan berbahaya,” katanya.
Sementara itu, Informasi Utama Kodam III/Kolonel Siliwangi Inf Mahmuddin mengatakan penghancuran berbagai jenis amunisi sejalan dengan penuntutan.
“Selain itu, tim perancang peluru yang bersiap untuk penghancuran dua sumur yang disediakan, setelah seluruh pasukan keamanan memasuki posisi mereka untuk instalasi keamanan,” kata Mahmuddin.
Mahmuddin mengatakan setelah dinyatakan aman, para petugas juga membuat ledakan di dua sumur yang diisi dengan peluru yang kedaluwarsa karena menghancurkan.
Setelah penghancuran dua lubang selesai, kata Mahmuddin, tentara TNI kemudian menyiapkan penghancuran di lubang ketiga.
“Ketika tim penyusunan kompiler mengatur detonator di lubang tiba -tiba -ledakan terjadi dari lubang yang menewaskan 13 orang,” katanya.
Mahmuddin mengatakan penyebab insiden itu masih diselidiki oleh tentara.
“Kami akan melakukan penyelidikan komprehensif terkait dengan insiden ini dan kami akan memberikan informasi lebih lanjut terkait dengan pengembangan penyelidikan atau investigasi,” katanya.
Semua orang yang meninggal dipindahkan ke Rumah Sakit Regional Pameungpeuk untuk tindakan lebih lanjut.
Daftar empat anggota TNI meninggal:
1. Kepala Pusat Munisi III Kolonel Kolonel Pusat Peralatan Pusat Peralatan Kopral Antonius Hermawan
2. Kepala bagian Pusat Administrasi Administrasi untuk Pusat Munisi III Pusat AD Kopral Anda Rohanda dan
3.
4. Pratu Aptio. Anggota Gudpusmu III Puspalad
Daftar sembilan warga sipil meninggal:
1. Agus bin Kasmin.
2. Ivan,
3. Anwar bin Faith
4. Iyus ibing
5. Dadu
6. Rizal
7. Rustiawan
8. Endang
9. TOto
(FRA/CSR/FRA)