Jakarta, Pahami.id —
Warga negara Indonesia (warga negara Indonesia) di dalam Jepang mengungkap keadaan Negeri Sakura saat gempa berkekuatan 7,5 skala Richter mengguncang Prefektur Ishikawa pada Senin (1/1).
Evtawan Tarigan, warga Indonesia yang tinggal di Prefektur Toyama, mengaku gempa Ishikawa terasa di rumahnya di Toyama yang berjarak ratusan kilometer dari prefektur.
Gempanya terasa cukup kuat hingga merobohkan benda-benda di sekitarnya.
“Gempa bumi cukup sering terjadi di sini, hanya kemarin ketinggiannya berbeda karena menyebabkan situasi turun,” kata Evtawan kepada CNNIndonesia.comRabu (3/1).
Evtawan mengatakan, gempa ini membuat panik masyarakat Toyama, apalagi menyusul peringatan tsunami besar-besaran yang dikeluarkan pemerintah.
Pasalnya, meski berjarak dua jam dari Ishikawa, lokasi Toyama relatif dekat dengan pantai. Warga juga khawatir akan terjadi tsunami di kawasan tersebut.
Meski begitu, Evtawan menyebut warga sudah siap menghadapi situasi seperti itu.
Beberapa warga Jepang melanjutkan perjalanan menuju gedung evakuasi dengan berjalan kaki. Ada yang memilih pergi ke tempat tinggi seperti daerah pegunungan.
“Sebagian besar warga, termasuk saya dan istri, memilih pergi ke pegunungan menggunakan mobil,” kata Evtawan.
“Dan jalan yang biasanya sepi saat kejadian menjadi sangat ramai dan terjadi antrian panjang di jalan. Yang biasanya hanya memakan waktu 15 menit, untuk mencapai kawasan pegunungan membutuhkan waktu 2 jam,” lanjutnya. .
Di kawasan tinggi itu, warga menunggu di dalam mobil dengan didampingi beberapa petugas SAR. Mereka juga memantau situasi lalu lintas di daerah tersebut.
“Kami tiba di gunung pukul 18.00 dan bertahan di sana hingga pukul 22.00. Kami memutuskan pulang pukul 22.00 setelah statusnya diturunkan dari potensi tsunami besar menjadi potensi tsunami,” ujarnya.
Beli air mineral dan makanan
Kepanikan akibat gempa M 7,5 yang memicu peringatan tsunami tidak berhenti hingga tanggal 1.
Evtawan mengatakan, sehari setelah gempa, masyarakat Toyama berbondong-bondong ke supermarket untuk membeli air mineral.
“Pasar ramai sekali sehari setelah gempa. Yang paling menarik adalah air mineral, masyarakat membeli air mineral dengan ember,” kata Evtawan.
Selain air mineral, onigiri atau nasi kepal juga cepat habis terjual. Evtawan sendiri merupakan salah satu kelompok masyarakat yang membeli air mineral.
Namun, ia juga menyediakan makanan seperti daging, sayuran, dan makanan ringan untuk berjaga-jaga.
Hingga Kamis (4/1), Evtawan mengungkapkan gempa susulan masih mengguncang Jepang hingga lima kali dalam sehari. Namun skala getarannya kecil.
“Aktivitas berangsur-angsur kembali normal. Namun acara yang direncanakan di wilayah kami semuanya dibatalkan karena kekhawatiran akan terjadi gempa besar lagi,” ujarnya.
Gempa bumi mengguncang Prefektur Ishikawa, Jepang, pada 1 Januari.
Bencana tersebut menewaskan sedikitnya 84 orang dan memicu gelombang tsunami setinggi lebih dari satu meter, kebakaran besar, dan kerusakan jalan.
Dampak gempa paling terasa di Semenanjung Noto, ratusan rumah terbakar habis dan lainnya hancur.
Saat ini, terdapat 1.315 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Prefektur Ishikawa. Sebanyak 105 WNI mengungsi di kamp pengungsian.
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan KBRI Tokyo sudah mulai menyalurkan bantuan logistik kepada WNI terdampak gempa yang meminta bantuan.
Pemerintah setempat juga telah mencabut peringatan tsunami, namun masih memperingatkan kemungkinan terjadinya gempa susulan pada minggu mendatang.
(blq/dna)
[Gambas:Video CNN]
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);