Jakarta, Pahami.id –
Baru -baru ini, ada polemik di komunitas ketika pengecoran gas LPG 3 kg dihentikan. Tidak banyak orang yang tahu bahwa pada saat itu Wakil Pembicara Rumah Sufmi Dasco Ahmad segera datang untuk menghubungi Presiden Prabowo Subianto untuk menghadirkan masalah publik dengan perubahan dalam pola distribusi LPG 3 kg.
Komunikasi yang diadakan pada hari Senin, 3 Februari adalah buah manis. Prabowo segera memesan Bahlil dan peringkatnya lagi untuk memberikan izin kepada pengecer yang menjual gas melon.
“Setelah berkomunikasi dengan presiden, presiden kemudian memerintahkan ESDM untuk hari ini, mengaktifkan kembali pengecer yang ada untuk menjual seperti biasa,” kata Dasco kepada wartawan di kompleks parlemen, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Dasco, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral diminta untuk memproses administrasi sehingga pengecer kemudian digunakan sebagai sub-basis. Kebijakan ini dimaksudkan untuk membuat harga LPG yang dijual tidak terlalu mahal.
Saat menyelesaikan administrasi, Dasco menyatakan bahwa pengecer diundang untuk menjual gas sambil menunggu aturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
“Pengecer akan diminta oleh presiden untuk mengarahkan ESDM sehingga pengecer dapat dijual kembali, sementara beberapa aturan kemudian dikoordinasikan,” katanya.
Dasco menekankan bahwa larangan pengecer yang menjual 3 kg gas LPG tidak berasal dari Presiden Prabowo. Untuk alasan ini, presiden memerintahkan penjualan gas kembali normal, baik di agen maupun pengecer.
“Ini bukan kebijakan presiden untuk melarang kemarin, tetapi untuk melihat keadaan dan kondisi, presiden campur tangan untuk mengarahkan pengecer untuk mencalonkan diri lagi,” kata Dasco.
Setelah pertemuan dengan Prabowo, Dasco kemudian melakukan inspeksi mendadak (inspeksi mendadak) ke pangkalan LPG 3 kg dan sub-base di Palmerah, Jakarta, pada hari Kamis, 6 Februari 2025.
Dari hasil inspeksi, tampaknya tidak ada pengecer yang ditemukan memainkan harga gas kepada publik. Setiap harga yang dijual kepada pembeli sesuai dengan aturan pemerintah.
“Harga sebelum kita memeriksanya, pangkalan dijual ke sub-pesanan sebesar Rp 16.000, maka sub-anti dijual ke komunitas RL19.000. Semoga bisa berlanjut,” kata Dasco.
Pada berbagai harga penjualan LPG 3 kg di daerah lain, Dasco menjelaskan bahwa harga memang disesuaikan dengan fitur masing -masing wilayah.
“Tentu saja, jika di daerah tersebut, ia dikoordinasikan dengan fitur -fitur wilayah dengan area masing -masing, kan? Dan kami akan meminta ada satu standar dari masing -masing wilayah,” katanya.
Menurutnya, akan ada tim yang akan diturunkan ke sosialisasi pada kebijakan baru yang terkait dengan sub-base.
“Sebelumnya saya juga meminta bahwa cara itu tidak sulit, untuk dicatat sejauh ini, lalu mengisi formulir, jika saya tidak salah, termasuk perjanjian untuk dijual seharusnya tidak mahal,” kata Dasco.
(rea/rir)