Berita BGN Sebut Nitrit Sebagai Penyebab Insiden Pangan Massal di Lembang

by
Berita BGN Sebut Nitrit Sebagai Penyebab Insiden Pangan Massal di Lembang


Jakarta, Pahami.id

Tim Investigasi Independen Badan Pangan Nasional (BGN) menyimpulkan penyebab kejadian keamanan pangan di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Oktober lalu adalah tingginya kadar nitrit pada pangan, bukan karena kualitas air.

Tim penyidik ​​menemukan kandungan nitrit pada makanan Program Pangan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan SPPG Kayu Ambon dan SPPG Cibodas 2 Bandung Barat. Di SPPG Kayu Ambon, terdeteksi positif nitrit pada menu goreng Pak Choy yang merupakan sisa makanan di sekolah. Menu MBG di sekolah saat itu terdiri dari nasi putih, ayam betutu bali, tahu goreng, kentang goreng bawang putih, dan pisang.

Sedangkan di SPPG cibodas 2, nitrit positif ditemukan pada nasi putih, wortel, jagung mini, dan kembang kol mini, baik pada sampel bank maupun sisa makanan di sekolah. Menu MBG di sekolah adalah nasi putih, bakso ayam giling, wortel, jagung mini dan kembang kol mini, serta buah kelengkeng.


Ketua Tim Investigasi Independen BGN Arie Karimah Muhammad menyatakan, hasil uji fisik, kimia, dan mikrobiologi air bersih di kedua SPPG dipastikan memenuhi standar.

Kesimpulan tersebut kami peroleh berdasarkan hasil rapid test dan tes air bersih dari Laboratorium Kesehatan Masyarakat Bandung Barat, serta penjelasan dari kepala SPPG (Unit Pelayanan Pemenuhan Gizi), kata Arie di Jakarta, Minggu (9/11) dilansir Antara.

Arie menjelaskan, kadar nitrit yang terdeteksi diukur secara kualitatif menggunakan rapid test. Hasil penelitian menunjukkan kandungan nitrit pada menu SPPG cibodas 2 lebih tinggi dibandingkan SPPG Kayu Ambon. Oleh karena itu, jumlah pelajar yang mengalami gejala keracunan di Cibodas 2 lebih banyak yakni 236 orang dibandingkan di Kayu Ambon sebanyak 44 orang.

Diketahui, menu dari Cibodas 2 selesai dimasak pada pukul 02.00 WIB dan baru diantar ke sekolah pada pukul 06.30 WIB. LAG ini diduga cukup memicu peningkatan kadar nitrit pada sayuran, akibat proses alami perubahan nitrat menjadi nitrit pada suhu ruangan.

Arie yang juga merupakan ahli farmakologi klinis mengatakan, tidak ada satu pun korban yang mengalami diare, sehingga bakteri bukanlah penyebab utamanya.

Hal ini memperkuat dugaan bahwa faktor kimia yaitu nitrit menjadi penyebab utamanya, ujarnya.

Gejala yang muncul pada malam hari juga sejalan dengan proses kimia dalam tubuh. Nitrit yang awalnya diubah menjadi oksida nitrat (NO) dapat memberikan efek positif seperti menurunkan tekanan darah dan melindungi saluran pencernaan.

Namun dalam kadar yang berlebihan, nitrit mengganggu kemampuan darah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan korban merasa lemas dan kekurangan oksigen.

“Efek tertunda ini menjelaskan mengapa sebagian besar korban hanya merasakan gejala pada malam hari,” kata Arie.

Secara alami, nitrit terdapat pada tumbuhan, tanah, air dan udara karena dibutuhkan dalam proses pertumbuhan. Yang harus Anda waspadai adalah kadarnya bisa meningkat jika tanaman mendapat tambahan pupuk yang mengandung nitrit atau bahan pengawet dalam jumlah tinggi.

“Dalam kasus Bandung Barat, kami menduga tingginya kadar nitrit berasal dari pupuk tanaman yang digunakan pada sayuran. Kadar tersebut mungkin melebihi batas aman yang dapat ditoleransi oleh tubuh,” kata Arie.

(rea/rir)