Berita Bagaimana Ribuan Tentara Ukraina Invasi Balik Rusia?

by


Jakarta, Pahami.id

Pasukan darat dan pasukan mekanik Ukraina melintasi perbatasan internasional dan melewati lebih dari 30 kilometer ke wilayah tersebut Rusia.

Kontra-invasi dianggap sebagai salah satu perkembangan paling signifikan dalam perang yang sedang berlangsung antara kedua negara sejak Februari 2022.

Meluncurkan Dunia NDTVPasukan Ukraina yang diperkirakan berjumlah lebih dari 1.000 orang telah pindah dari Oblast Sumy di timur laut Ukraina dan telah mengambil alih Oblast Kursk di Rusia.


Serangan Ukraina juga membuat Rusia lengah. Kini Moskow mengerahkan pasukan untuk menghentikan serangan tersebut. Sementara itu, Kyiv melancarkan serangan artileri dan drone secara intens seiring dengan pergerakan pasukan mekanis ke wilayah musuh.

Tujuan operasi di Ukraina masih belum jelas, namun sejak perang dimulai pada Februari 2022, operasi di Kyiv tampaknya menjadi tantangan terbesar yang dihadapi Rusia di bawah kepemimpinan Vladimir Putin.

Ukraina menolak membicarakan serangan itu. Sementara itu, Rusia telah mengumumkan ‘darurat federal’.

Geolokasi kemajuan Ukraina

Organisasi nirlaba, Institut Studi Perang (ISW) mengatakan ada kemajuan dalam pasukan mekanis Ukraina yang terdiri dari tank, infanteri, dan kendaraan lapis baja. Di sisi lain, ISW juga menilai Ukraina tampaknya tidak bisa menguasai wilayah tersebut.

Namun berdasarkan informasi yang diakses ISW, per 8 Agustus, pasukan Ukraina sudah berada di Sverdlikovo, Sudhza, Malaya, dan Lyubimovka.

Putin juga menyebut serangan itu sebagai “provokasi skala besar” yang dilakukan Kyiv. Sebagai tanggapan, para jenderal penting Rusia berjanji untuk menghancurkannya.

Blogger militer Rusia juga mengklaim bahwa pasukan Ukraina maju dalam unit-unit kecil dari belakang Rusia dan melewati benteng mereka sebelum menyerang pasukan Rusia dan kemudian mundur dari pertempuran tanpa berusaha mengkonsolidasikan kendali atas kemajuan terjauh mereka.

Drone Ukraina juga menargetkan bangunan tempat tinggal di wilayah perbatasan Kursk, Voronezh dan Belgorod. Milisi dari Ukraina juga tercatat melakukan beberapa serangan sporadis terhadap Rusia sejak dimulainya konflik pada Februari 2022.

Rusia membalas

Pakar militer Rusia mengkritik para pejabat karena gagal mendeteksi serangan dari Ukraina. Rusia awalnya mengerahkan unit udara dan artileri untuk menghalau serangan tersebut, namun gagal menghentikan serangan tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya telah mengirimkan sejumlah perangkat keras militer, termasuk peluncur roket, artileri, tank, dan truk berat untuk meningkatkan pertahanannya di wilayah tersebut.

Rusia kemudian memutuskan untuk melancarkan serangan artileri ke sebuah supermarket di Kostyantynivna, Ukraina timur. Serangan itu merupakan respons Rusia terhadap kemajuan Ukraina.

Penembakan itu menewaskan sepuluh orang dan melukai 35 orang. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah bersumpah akan membalas serangan tersebut.

“Rusia akan bertanggung jawab atas kekerasan ini, dan kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa dunia terus mendukung Ukraina dalam mendukung pertahanan kami dan menyelamatkan nyawa rakyat kami,” kata Zelensky tentang X.

Menyerang untuk memenangkan perundingan gencatan senjata?

Dalam serangkaian serangan antara kedua negara, Kharkiv di Ukraina telah menjadi titik utama konflik antar kekuatan. Kharkiv telah menyaksikan pertempuran sengit di masa lalu.

Pada bulan Mei, Rusia melancarkan serangan baru di wilayah tersebut dan merebut wilayah penting di Kharkiv. Serangan tersebut mengakibatkan Rusia menjatuhkan bom berpemandu seberat 1.000 kilogram di sebuah toko perangkat keras yang menewaskan 16 orang.

Tahun lalu, tentara Ukraina melancarkan serangan balasan besar-besaran untuk merebut kembali Kharkiv, yang dekat dengan perbatasan Rusia.

Pada saat yang sama, Rusia menguasai wilayah yang terletak sangat dekat dengan perbatasan internasional dan beberapa kilometer di utara kota Kharkiv, yang merupakan kota terbesar kedua di Ukraina.

Serangan lanjutan Ukraina di Kursk bisa menjadi cara untuk mendapatkan pengaruh di meja perundingan gencatan senjata di beberapa wilayah dengan memaksa musuh menarik pasukan dari wilayah lain untuk memperkuat garis depan. Meski demikian, tujuan Ukraina masih belum jelas.

(khr/bac)