Jakarta, Pahami.id —
Kehilangan banyak tentara dalam perang darat tidak ada bedanya Israel berencana untuk mengakhiri serangan itu Palestinajustru sebaliknya.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan total lebih dari 400 orang tewas, termasuk tentara, perwira dan cadangan.
Pakar keamanan mantan Kolonel IDF Miri Eisin menjelaskan hilangnya pasukan bukan berarti Israel akan menghentikan agresi, karena dihantui rasa takut.
“Hari ini, bagi rakyat Israel, [ancaman dari] Tentara Hamas adalah pasukan yang rela kami korbankan dalam jumlah besar [tentara] untuk menghancurkannya,” kata Eisin seolah dikutip dari CNN.
“Ini tidak berarti saya ingin mengorbankan anak-anak saya. Tidak, itu berarti saya tidak tahu bagaimana saya bisa tinggal di sini kecuali kita menghancurkan Hamas,” kata Eisin, yang suami dan tiga anaknya bertugas di IDF.
Eisin juga mengaku mendapat kekalahan dari Hamas saat mencoba menyerang Shujaiya di Gaza, Selasa (12/12), karena tingginya angka kematian.
Kombinasi dari brigade tertentu yang terbunuh dan perwira tinggi dalam jumlah besar, memakan banyak korban. Kami terluka hari ini. Selalu sulit ketika tentara terbunuh, dengan tingkat komando seperti ini, Anda terpukul dengan keras. seorang komandan memimpin ratusan tentara,” katanya.
Israel mendominasi serangan udara dan artileri, mengakibatkan banyak warga Palestina tewas dan terluka, namun dalam perang darat IDF kewalahan. Menurut IDF, mereka menghadapi kesulitan karena terdapat sistem terowongan, jebakan dan pertahanan.
“[Sheijaya] dikenal karena mengeksploitasi Hamas untuk menggunakan beberapa peluncur roket dan menyembunyikan pintu masuk ke terowongan bawah tanah yang dilengkapi dengan perangkap rahasia,” kata pensiunan Jenderal IDF Israel Ziv.
Jumlah tentara Israel yang terbunuh jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah kematian warga Palestina di Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, 18.412 orang tewas pada Selasa (12/12).
IDF mengonfirmasi bahwa mereka telah menyerang lebih dari 22.000 sasaran di Gaza sejak dimulainya perang pada 7 Oktober.
(nva/bac)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);