Berita 4 Anak Dirantai & Disiksa Guru Agama di Boyolali, Ini Fakta-faktanya

by
Berita 4 Anak Dirantai & Disiksa Guru Agama di Boyolali, Ini Fakta-faktanya

Daftar Isi



Jakarta, Pahami.id

Empat Kebocoran Menjadi Korban terorisme oleh warga negara yang dikenal sebagai guru agama di Boyolali SP lebih awal (65). Empat anak antara usia 6-14 dirantai dan disiksa ketika mereka tinggal di rumah SP di Hamlet Mojo Rt 13/5 Mojo, Boyolali, Jawa Tengah (Jawa Tengah).

Empat pria yang tidak beruntung akhirnya dibebaskan setelah dikenal oleh penduduk setempat. SP telah disebut sebagai tersangka. Ini fakta.

Mulai dari mencuri kotak amal

Kasus penyiksaan dari keempat anak itu dikeluarkan dari kotak amal di salah satu masjid di Andong, Boyolali. Kepala desa Mojo, Good Muhammad Muksin, menjelaskan bahwa awalnya salah satu dari awal MAF (11) akan mengambil kotak amal pada hari Sabtu (12/7) malam.


Tindakan itu diketahui oleh penduduk yang kemudian bertanya tentang sosok bocah itu.

“Setelah mengambil kotak amal, dia bingung tentang bagaimana membukanya, karena dia masih muda, dia mondar -mandir untuk menjaga penghuninya curiga, ini adalah putra mengapa mondar -mandir memakai sarung seperti itu. MomentscomSenin (7/14).

“Ditanya oleh penduduk, dia mengatakan dia ingin membeli makanan untuk adik perempuannya, karena dia belum makan nasi selama sebulan.

Selain itu, penduduk menuju ke rumah pria itu dan menemukan bahwa ada tiga anak lainnya, inisiatif VMR (6) adik perempuan dari MAF yang lebih muda, keduanya dari distrik tersebut. Lalu ada inisiatif gergaji awal (14) dan IAR (11), distrik Semarang dalam kondisi rantai.

Korban dipukuli dan diancam

Muksin juga mengekstraksi informasi dari empat anak. Awalnya mereka tidak ingin memberi tahu mereka karena mereka takut diancam oleh pemilik rumah, tempat dia tinggal.

“Mereka (anak -anak) saya bertanya, mereka tidak ingin mengakui bahwa mereka terancam dengan pelaku, maka saya katakan, jika Anda terancam maka tanggung jawab saya, Anda akan ikut dengan saya empat atau empat dari mereka,” kata Muksin.

Dia juga meminta bidan desa untuk memeriksa kesehatan 4 anak dan menemukan banyak memar di tubuhnya. Mereka mengklaim sering dipukuli.

“Mengapa Anda dipukuli? Ya, Pak, saya dipukuli, jika Anda menekan apa? Jika Anda tidak menggunakan kayu menggunakan besi. Apa kesalahan Anda?

Diaktifkan untuk belajar membaca al -quran

Empat anak laki -laki di SP Home dikatakan sengaja dipercayakan untuk belajar membaca Al -Quran. Namun, dalam kenyataannya mereka sebenarnya disiksa dan ditinggalkan.

“Ya, jadi izin (SP) membawa anak -anak ke tempat saya (SP),” kata Muksin.

Bahkan, dia melanjutkan, tidak ada dasar di rumah. Tapi hanya rumah biasa. Di rumah, SP bersama istrinya, tetapi istrinya takut pada suaminya. Bahkan anak -anak semuanya besar.

Kepala Polisi Boyoli AKBP Rosyid Hartanto, diungkapkan dari hasil saksi, anak -anak pergi ke SP untuk membaca al -Quran.

“Alasan orang tuanya pergi ke Pak S di Andong adalah karena pertimbangannya bahwa anak itu diberi pendidikan dan pelajaran untuk membaca al -Quran dan diberi pendidikan informal karena Mr S sebelumnya dikenal sebagai salah satu tokoh paling religius di wilayah itu,” kata Rosyid kepada wartawan.

Pelaku diketahui ditutup

Muksin juga mengatakan bahwa SP telah dikenal sebagai sosok tertutup. SP jarang disosialisasikan atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial.

“Tetangga Harmony tidak mau, apa yang tidak diinginkan, kegiatan masyarakat tidak diinginkan (berpartisipasi),” kata Muksin.

Menurut Muksin, SP di rumah jarang meninggalkan rumah. Jika Anda pulang, pulang dan tidak pernah bergaul dengan tetangganya. Pertemuan RT hingga kegiatan kerja sama lingkungan tidak pernah berpartisipasi.

TIDAK Sekali (berpartisipasi dalam kegiatan orang di lingkungan mereka), “katanya.

Korban disertai

Setelah kejadian ini, korban kemudian menerima bantuan psikologis. Ini adalah upaya untuk mengembalikan psikologi anak -anak kekerasan.

“Anak -anak yang menerima perawatan (kekerasan) harus mengalami trauma psikologis. Kedua kondisi itu ringan atau parah yang akan kami ikuti karena secara rinci kami tidak melakukan bantuan psikologis,” kata Kantor Penyuluhan Sosial untuk Kantor Kontrol Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak (DP2KBP3)

Hastuti mengatakan dp2kbp3a boyolii memberikan bantuan psikologis kepada empat anak. Sehingga anak -anak dapat kembali normal tidak trauma.

“Pada dasarnya, layanan kami terkait dengan bantuan psikologi, jadi kami siap melakukan bantuan psikologis sehingga anak dapat kembali normal, untuk memulihkan masa depan,” katanya.

Reservoir Orphan

Sementara itu, warga polisi Boyoli AKP Joko Purwadi mengatakan SP adalah tempat penampungan bagi anak yatim.

Tempat itu, melanjutkan, tidak memiliki izin resmi dan melarikan diri dari pengawasan masyarakat. Dari tempat kejadian, katanya, polisi memiliki bukti seperti rantai, kunci gembok, dan besi antena.

Secara keseluruhan, katanya, ada empat anak yang menjadi korban, yaitu VMR, MAF, IR, dan melihat dari wilayah Batang dan Semarang.

Dalam tindakannya, tersangka didakwa dengan hukum nomor 35 tahun 2014 atas perlindungan anak -anak atau Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan.

Baca berita lengkapnya Di Sini

(Tim/dal)