Jakarta, Pahami.id –
Israel Menyelamatkan Suriah saat suku Badui Arab bertarung Druze Dalam beberapa hari terakhir.
Juru bicara Angkatan Pertahanan Israel (IDF) untuk Arab Avichay Adraee mengkonfirmasi bahwa Angkatan Darat Zionis menggerebek wilayah Sweida atau Suwayda.
“Tentara menyerang beberapa tank di wilayah Sami di Suriah selatan,” kata Adraee pada hari Senin (7/14), mengutip Afp.
Media lokal Suriah melaporkan bahwa pasukan Israel melakukan serangan udara di tiga desa di Sweida.
Kementerian Pertahanan Israel mengatakan militer menyerang wilayah itu untuk mencegah serangan yang lebih luas.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Katz menyebut serangan itu sebagai “peringatan yang jelas” terhadap rezim Suriah jika suku Druze terluka.
Komunitas Druze memiliki sejarahnya sendiri dengan Israel. Selama kepemimpinan Sunni di Yerusalem mengancam, komunitas Druze mendukung orang -orang Yahudi dalam Perang 1948.
Sejak itu, pasukan Druze telah berjuang untuk Israel dalam setiap perang Arab-Israel. Selain itu, populasi di Druze di negara Zionis relatif besar sekitar 140.000.
Serangan terakhir Israel terhadap Suriah terjadi selama Perang Badui Arab dengan Druze melanggar pada hari Minggu,
Perang dimulai ketika anggota Badui menangkap penjual sayuran Druze di jalan utama yang menghubungkan Sweida dan Damaskus. Insiden ini memicu serangkaian penculikan dari kedua belah pihak.
Setelah itu bentrokan itu pecah dan terkendali. Tembakan dan ledakan mortir terdengar di mana saja.
Badan Pemantauan Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris (HAM), Hak Asasi Manusia Suriah, melaporkan bahwa korban tewas adalah 89.
“Sebanyak 46 anggota Druze, empat warga sipil Sweida, 18 anggota Badui, 14 pasukan keamanan, dan tujuh belum diidentifikasi,” kata lembaga itu.
Bentrokan terbaru juga merupakan tantangan bagi pemerintahan pemerintah sementara Ahmad Al Sharaa yang menggulingkan Bashar Al Assad pada bulan Desember 2024. Sejak mengendalikan Suriah, serangkaian pertempuran telah terjadi di negara ini. Dia bahkan bersumpah dia akan membawa kedamaian ke negara ini.
Pada bulan April, bentrokan antara Druze dan pasukan keamanan juga pecah. Efek konflik, lebih dari 100 orang meninggal.
(ISA/RDS)