Jakarta, Pahami.id –
Kantor Jaksa Agung (AGO) diundang secara paksa Arief Ibrahim yang merupakan konsultan dari mantan menteri pendidikan dan budaya Nadiem Makarim Durasi Maret-September 2020.
Pemantauan Cnnindonesia.com Ibrahim, yang mengenakan kemeja hitam, keluar dari mobil General -General sekitar 14,35 WIB. Dia tampaknya dimiringkan oleh penyelidik jaksa agung ke gedung bundar yang lalu.
Secara terpisah, pengacara Ibrahim Indra Haposan Sihombing mengonfirmasi upaya untuk memaksa penyelidik -Up harus menjadi Wakil Jaksa Agung untuk kejahatan khusus terhadap pelanggannya.
Ibrahim sekali lagi diperiksa oleh penyelidik ketiga dalam kasus korupsi program digitalisasi pendidikan untuk periode 2019-2022 oleh kantor jaksa agung.
“Ya, memang benar diundang (dipaksa),” katanya kepada wartawan di gedung putaran jaksa agung pada hari Selasa (7/15).
Pada hari Selasa, para penyelidik juga memeriksa Nadiem untuk kedua kalinya dalam kasus ini. Nadiem tiba di gedung putaran kantor jaksa agung sekitar pukul 08.58 WIB, ditemani oleh pengacaranya, Hotman Paris Hutapea.
Sebelumnya, kepala Pusat Informasi untuk Harli Siregar mengatakan bahwa salah satu materi yang diselidiki oleh penyelidik terkait dengan hasil pencarian di kantor Goto pada hari Selasa (8/7) minggu lalu. Dalam pencarian, penyelidik juga menyita beberapa bukti.
“Semua bahan yang terkait dengan penyelidik telah diperoleh sejauh ini berdasarkan dokumen, berdasarkan pencarian dan kejang, serta dari bukti elektronik,” kata Harli kepada wartawan pada hari Senin (7/14).
“Semua ini akan menjadi bahan verifikasi, bahan inspeksi bagi mereka yang terkait bahkan untuk pihak mana pun, misalnya jika itu terkait dengan perannya,” katanya.
Dalam hal ini, kantor jaksa agung menyelidiki korupsi program digitalisasi pendidikan dalam bentuk laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan dan Budaya selama 2019-2022.
Harli mengatakan bahwa dalam kasus ini, para penyelidik menemukan indikator pengadaan berbahaya dalam arah khusus sehingga tim teknis telah meneliti akuisisi peralatan TIK dalam bentuk laptop di bawah dasar teknologi pendidikan.
Melalui penelitian ini, skenario tampaknya diperlukan untuk menggunakan laptop berdasarkan Chromebook. Meskipun hasil uji coba pada tahun 2019 telah menunjukkan bahwa penggunaan 1.000 unit Chromebook tidak efektif untuk kemudahan belajar.
(TFQ/WIS)